"Aku hanya bertanya-tanya, siapa sebenarnya penonton yang diam saja dari baris tengah ke belakang," jelasnya.
"Itu tempatnya sangat rapat, untuk pergi dari sana memerlukan proses dan waktu, namun ini langsung menghilang dengan cepat.
Sungguh aneh," lanjut Tantri. Ia menceritakan bahwa memang benar Tantri pernah mendengar kisah tentang kota yang misterius hilang di daerah tersebut.
BACA JUGA:Ultras Paling Gila, Fenomena Fanatisme Tak Tergoyahkan di Dunia Sepakbola
"Pernahkah kamu mendengar kisah tentang kota misterius yang tiba-tiba menghilang dari peta? Kita akhirnya merasa takut.
Saat itu, kami berempat tidur dalam satu kamar seperti sarden, karena hotel kami dekat dengan pantai," tambahnya.
Mengenai kota yang hilang di Kota Baru, Tantri Kotak menjelaskan melalui kanal YouTube NT TV bahwa pada zaman kolonial Belanda, terdapat kota bernama Kota Saranjana yang masih tercatat dalam peta dengan nama Tandjong Serandjana.
Dosen dari Universitas Lambung Mangkurat memaparkan hal ini.
BACA JUGA:Daun Sedingin: Khasiat Luar Biasa dalam Pengobatan Penyakit
Peta yang dibuat oleh seorang Naturalisasi Jerman bernama Salomon Mueller pada tahun 1845 M masih menunjukkan adanya wilayah Tandjong Serandjana di selatan Pulau Laut, dikelilingi oleh Pulau Kerumpoetan dan Pulau Kijang di Kalimantan Selatan.
Peta ini dimuat dalam Reizen en onderzoekingen in den Indischen Archipel, seri pertama yang diterbitkan oleh Staatsbibliothek zu Berlin.
Peta ini juga pernah diterbitkan oleh Lembaga Penerbitan Nusantara milik pemerintah Republik Indonesia.
Pieter Johannes Veth juga menyebutkan Serandjana dalam kamusnya "Aardrijkskundig en statistisch woordenboek van Nederlandsch Indie" pada halaman 252.
Ia menjelaskan bahwa Sarandjana merupakan tanjung di sisi tenggara Pulau Laut, yang berada di ujung tenggara Kalimantan.
Namun, lokasi Kota Saranjana tidak lagi ada dalam peta saat ini dan dianggap menghilang secara misterius.