"Kami tampil di pinggir pantai, jadi akses keluar masuk tidak terlihat jelas.
Yang jelas, banyak penonton yang memadati tempat tersebut hingga ada yang berdiri dekat dengan pos pemadam kebakaran," jelasnya.
Karena telah diberi tahu sebelumnya, Tantri memperhatikan konser dengan seksama. Ia menyadari bahwa penonton yang aktif mendengarkan lagunya berada di bagian tengah hingga depan, sedangkan di bagian tengah hingga belakang terlihat penonton yang pasif.
BACA JUGA:Melangkah ke Masa Depan: Perkembangan Teknologi dalam Dunia Sepakbola
Saat sedang bernyanyi, tiba-tiba sebagian penonton menghilang secara misterius dengan sangat cepat.
"Seperti yang telah diberitahu sebelumnya, ketika aku sedang bernyanyi dan berbalik lagi ke penonton, tiba-tiba setengah penonton menghilang dalam hitungan 1 menit.
"Aku hanya bertanya-tanya, siapa sebenarnya penonton yang diam saja dari baris tengah ke belakang," jelasnya.
"Itu tempatnya sangat rapat, untuk pergi dari sana memerlukan proses dan waktu, namun ini langsung menghilang dengan cepat. Sungguh aneh," lanjut Tantri.
Ia menceritakan bahwa memang benar Tantri pernah mendengar kisah tentang kota yang misterius hilang di daerah tersebut.
"Pernahkah kamu mendengar kisah tentang kota misterius yang tiba-tiba menghilang dari peta? Kita akhirnya merasa takut.
Saat itu, kami berempat tidur dalam satu kamar seperti sarden, karena hotel kami dekat dengan pantai," tambahnya.
Mengenai kota yang hilang di Kota Baru, Tantri Kotak menjelaskan melalui kanal YouTube NT TV bahwa pada zaman kolonial Belanda, terdapat kota bernama Kota Saranjana yang masih tercatat dalam peta dengan nama Tandjong Serandjana.
BACA JUGA:Daun Sedingin: Khasiat Luar Biasa dalam Pengobatan Penyakit
Dosen dari Universitas Lambung Mangkurat memaparkan hal ini.
Peta yang dibuat oleh seorang Naturalisasi Jerman bernama Salomon Mueller pada tahun 1845 M masih menunjukkan adanya wilayah Tandjong Serandjana di selatan Pulau Laut, dikelilingi oleh Pulau Kerumpoetan dan Pulau Kijang di Kalimantan Selatan.