Orang Mesir juga mengenakan perhiasan pada kucing mereka, menunjukkan betapa pentingnya hewan ini dalam budaya mereka.
Kehormatan terhadap hewan tidak terbatas pada kucing saja, mumi hewan peliharaan dari berbagai jenis ditemukan di Mesir kuno, termasuk rusa, babon, burung, dan bahkan ikan.
Peziarah juga mempersembahkan mumi kucing untuk Bastet dengan harapan permohonan mereka akan dikabulkan.
BACA JUGA:Cara Budidaya Bawang Merah di Polibeg Di Jamin Panen Cepat
Mumi ini dijual oleh para pendeta di kuil, dan kucing juga tersedia untuk disembelih.
Mesir pada Periode Menengah Ketiga
Periode Kerajaan Baru Mesir (sekitar 1570 - sekitar 1069 SM) adalah masa kemakmuran dan pertumbuhan dalam sejarah Mesir, namun, kemakmuran ini tidak berlangsung lama.
Sekitar tahun 1069 SM, Mesir memasuki Periode Menengah Ketiga yang ditandai oleh kurangnya pemerintahan pusat yang kuat, perang saudara, dan ketidakstabilan sosial.
BACA JUGA:Gigi Runcing Simbol Kecantikan, Kehidupan Suku Mentawai dari Sejarah hingga Kebudayaan
Pada akhir Dinasti ke-22, Mesir terpecah oleh perang saudara. Dinasti ke-23 melihat pemimpin-pemimpin berkuasa di berbagai kota, termasuk Herakleopolis, Tanis, Hermopolis, Thebes, Memphis, dan Sais.
Dinasti ke-24 dan ke-25 kemudian disatukan di bawah kekuasaan Nubia, tetapi mereka masih rentan terhadap serangan bangsa Asyur.
Bangsa Asyur dipimpin oleh Esarhaddon dan Ashurbanipal menyerang Mesir pada tahun 671/670 SM.
Mesir berhasil mengusir Asyur, tetapi kemudian diserbu oleh Persia.
Cambyses II & Amasis
Firaun Amasis dari Dinasti ke-26 adalah salah satu penguasa terkemuka pada periode ini dan berhasil mengembalikan kejayaan militer Mesir.