Dia bertanya kepada ketujuh putrinya siapa yang bersedia menjadi istri dari biawak tersebut.
Enam putri menolak, kecuali si putri bungsu yang bersedia demi menjaga nama baik ayahnya.
Pesta pernikahan digelar, dan semua putri Raja tampak bahagia, kecuali si putri bungsu yang harus duduk bersama biawak.
Malamnya, putri bungsu menemukan seorang pria tampan di kamarnya.
BACA JUGA:Misteri dan Legenda di Kalimantan Selatan, 7 Kisah yang Menghidupkan Warisan Budaya
Awalnya, dia ketakutan dan memanggil pengawal.
Namun, pria itu menjelaskan bahwa dia adalah suaminya, yang pada siang hari berubah menjadi biawak.
Putri bungsu awalnya tidak percaya, dan ceritanya dianggap mimpi buruk.
Namun, dia akhirnya memahami kebenaran setelah beberapa malam.
BACA JUGA:Legenda Tapak Tuan, Aceh Selatan: Ketika Naga Menyelamatkan Putri Bungsu
Dengan penuh kasih, putri bungsu membakar kulit biawak suaminya, yang menghilangkan kutukan itu.
Mereka hidup bahagia bersama, dan putri bungsu mendapatkan suami yang tampan dan setia.
Keenam putri lainnya menyesal karena tidak memilih biawak tersebut sebagai suami.
Kisah ini mengajarkan kita untuk tidak menilai seseorang dari penampilannya saja, tetapi juga dari hati dan kebaikannya.
BACA JUGA:Legenda Ikan Sakti Sungai Janiah | Cerita Rakyat Kabupaten Agam, Sumatera Barat
Putri bungsu yang bijaksana mendapatkan hadiah yang berharga karena ia memperlakukan suaminya dengan cinta dan kebaikan, dan ini adalah pelajaran berharga bagi kita semua. (*)