Tak lama setelah itu, sebuah kejadian aneh terjadi.
Sebuah tongkat tertancap di tanah di desa tersebut, dan tidak ada yang bisa mencabutnya, sampai pengemis tua tersebut muncul lagi.
Nyai Endit menyuruhnya untuk mencabut tongkat itu, dan dia melakukannya dengan mudah.
Air pun mulai mengalir dari tempat tersebut, membanjiri desa.
BACA JUGA:Sabai Nan Aluih | Cerita Rakyat Sumatera Barat
Penduduk desa menyelamatkan diri mereka sendiri, sementara Nyai Endit, yang tetap tidak mau melepaskan hartanya, tenggelam bersama rumahnya.
Tempat ini kemudian berubah menjadi danau yang diberi nama Situ Bagendit, mengenang sosok Nyai Endit yang sombong.
Konon, orang-orang percaya bahwa mereka melihat lintah raksasa di dasar danau, yang diyakini sebagai penjelmaan Nyai Endit yang tidak bisa melarikan diri dari keadilan air.
Kisah Situ Bagendit mengajarkan pentingnya keadilan, kerendahan hati, dan berbagi kekayaan dengan mereka yang membutuhkan, sambil menunjukkan bahwa keserakahan dan ketidakbaikan akhirnya akan menghadapi konsekuensi.
BACA JUGA:ASAL USUL BATU SIAU DAN AKE SIO | Cerita dari Pulau Siau Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro
Legenda ini menjadi warisan berharga dari Jawa Barat yang menginspirasi orang untuk hidup dengan bijak dan belas kasihan. (*)