Nyai Rangkas dan Mandangin hidup damai di gua itu.
Mandangin Menerima Kesaktian dan Misi Barunya
Mandangin tumbuh dewasa dan menjadi pria yang kuat dan berbakti.
BACA JUGA:Legenda Pucok Krueng di Aceh Barat Daya
Suatu hari, ketika berburu di hutan, dia mendengar suara dewa angin memerintahkan untuk melakukan pertapaan di atas batu besar selama satu purnama untuk mendapatkan kekuatan dan kesaktian.
Setelah menyelesaikan pertapaan tersebut, Mandangin menerima kesaktian yang memungkinkannya melindungi dan membela kebenaran.
Dengan kekuatan barunya, dia memutuskan untuk menantang penguasa jahat, Tuman, yang menguasai Perek Rango.
Pemberontakan Melawan Tuman dan Keberhasilan Mandangin
Mandangin memulai perlawanan melawan gerombolan Tuman dan dengan kekuatannya, dia berhasil mengalahkan mereka.
Tuman yang jahat pun akhirnya tewas oleh tangan perempuan yang dulunya menjadi korban keserakahan Tuman.
Mandangin kemudian diangkat sebagai pemimpin dan pelindung daerah Perek Rango.
Kebahagiaan Mandangin
BACA JUGA:Legenda Sedih Tentang Kura-Kura dan Kupu-Kupu
Di bawah kepemimpinan Mandangin, daerah Perek Rango menjadi tempat yang aman dan damai.
Mandangin akhirnya menikahi perempuan yang pernah dilihatnya turun mandi di Sungai Mandahan dan membangun keluarga bahagia bersama.