Sementara itu, Sangkajang panik dan bingung di rumah tanpa Nyai Rangkas.
Dia akhirnya memutuskan untuk mencarinya, tetapi pada perjalanannya ia menjadi mangsa serigala buas yang melukainya fatal.
Sangkajang meninggal di rawa tersebut, tanpa tahu bahwa istrinya juga sedang menjalani pertapaan yang akan mengubah hidup mereka.
Kelahiran Mandangin
BACA JUGA:Kisah Naga Sungai Kandangan: Sebuah Legenda dari Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan
Pertapaan Nyai Rangkas berakhir dengan sukses. Dewa angin mengabulkan permintaannya, dan dia kembali dengan harapan memberikan kejutan kepada suaminya.
Namun, saat dia kembali ke rumah, dia menemukan rumah sepi dan suaminya hilang.
Perasaan kesepian dan kehilangan mendorongnya untuk mencari Sangkajang.
Selama perjalanan, dia menemukan jejak dan gelang suaminya di sekitar batu besar yang pernah ditemui dalam mimpinya.
Kesedihannya tak tertahankan, dan dia pingsan.
Namun, seorang nenek tua muncul dan membawanya ke gua dekat tempat pertapaan.
Di gua itu, Nyai Rangkas menjalani masa kehamilannya dengan dukungan nenek Kiap, yang mengungkapkan bahwa dia diutus oleh dewa angin untuk menjaga Nyai Rangkas dan anak dalam kandungannya.
Nyai Rangkas melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Mandangin.
BACA JUGA:Cerita Rakyat Bireuen: Legenda Paya Nie, Ketika Tanah Kering Berubah Menjadi Rawabendungan
Anak ini tumbuh menjadi pria tampan dan baik hati yang penuh dengan kebajikan.