Namun, tidak hanya asal-usul sejarahnya yang menjadi perhatian, tetapi juga koin yang telah ditemukan di situs ini, yang mengklaim memiliki kemiripan dengan uang tahun 1945, telah menambah kompleksitas perdebatan ini.
Artikel ini akan membahas kontroversi yang mengelilingi penelitian di Gunung Padang, mengulas temuan-temuan yang telah dibuat di situs ini, serta mengeksplorasi koneksi potensial antara koin yang ditemukan di sana dengan uang tahun 1945.
Penelitian yang lebih mendalam diperlukan untuk mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang masih belum terpecahkan, dan ini adalah upaya awal untuk memahami isu-isu yang ada.
Riset arkeologi di situs Gunung Padang, yang telah menjadi sumber kontroversi sejak awal, kembali memunculkan perdebatan baru.
BACA JUGA:Uang Nederlandsch Indie 1945 Nilai Sejarah dan Keunikan bagi Kolektor Koin di Seluruh Dunia
Kali ini, fokus perdebatan terletak pada temuan koin yang dinyatakan berasal dari masa sekitar 5.200 SM.
Tim riset Gunung Padang, yang salah satunya dipimpin oleh Ali Akbar dari Universitas Indonesia, menyatakan bahwa koin tersebut adalah artefak kuno yang digunakan sebagai jimat.
Namun, pandangan ini langsung mendapat keraguan dari arkeolog Balai Arkeologi Bandung, Lutfi Yondri.
BACA JUGA:Tangkapan Foto Satelit Badan Antariksa Eropa Menunjukkan 40 Persen Pencairan Lapisan Es di Antartika
Lutfi Yondri melakukan perbandingan koin yang ditemukan oleh tim riset Gunung Padang dengan sejumlah koin atau uang yang digunakan pada masa lalu.
Ia berhasil menemukan beberapa kemiripan menarik antara koin Gunung Padang dan uang logam Netherland Indie yang beredar pada tahun 1945.
Menurut Lutfi, ada empat kemiripan yang signifikan antara koin Gunung Padang dan uang tahun 1945.
BACA JUGA:Penemuan Air dalam Jumlah Besar di Bawah Lapisan Es Antartika Barat
Pertama, ukurannya sebesar uang logam Rp 25.
Kedua, koin tersebut memiliki hiasan pada bagian tepi, yang termasuk bulatan dan gawangan, dan bahkan terdapat aksara Jawa Kuno.