BANDA ACEH, RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Di masa lalu, di tanah serambi Mekkah, Nangroe Aceh Darusalam, hidup seorang sultan yang bijaksana dan baik hati, yang dikenal dengan nama Sultan Meurah.
Sultan ini tidak hanya tinggal di istananya, tetapi sering berkeliling ke pedesaan untuk mendengar keluh kesah rakyat yang hidup jauh dari jangkauannya.
Suatu hari, ketika Sultan Meurah melakukan kunjungan di suatu desa di Aceh, rakyat mengeluhkan kehilangan hewan ternak mereka yang tiba-tiba menghilang.
Salah satu warga menceritakan, "Sultan, sapi saya hilang tadi dini hari. Kemarin juga, dua kambing tetangga saya hilang entah kemana."
Selain itu, warga lain juga menyampaikan bahwa mereka sering merasakan gempa yang berasal dari sebuah bukit.
Sultan Meurah pun memerintahkan sahabatnya, Renggali, untuk menyelidiki keluhan masyarakat.
Renggali adalah anak Sultan Alam, dan dengan cepat, ia menuju puncak bukit yang menjadi sumber gempa.
Di sana, ia menemukan genangan air yang sangat luas dan mendengar suara menggelegar yang meminta maaf yang memekakkan telinga. "Ku mohon, maafkan aku!" begitu bunyi suara itu, diikuti oleh gempa.
BACA JUGA:Kisah Timun Emas: Perjuangan Seorang Gadis Jelita Melawan Raksasa
Renggali mencari sumber suara itu dan menemukan seekor naga besar yang tertutup semak belukar.
Sang naga adalah sahabat ayahnya.
Renggali pun bertanya, "Siapa kamu?" dan sang naga mengungkap identitasnya.
Naga tersebut meminta Renggali untuk memanggil Sultan Alam, tetapi ayah Renggali sudah tiada. Sultan Meurah pun mencoba mencari tahu apa yang terjadi. Ia bertanya, "Apa yang sebenarnya membuatmu lumpuh?"
BACA JUGA:Legenda Asal Mula Burung Punai: Kisah Cinta dan Kesetiaan di Kalimantan Selatan