Saat raksasa datang menagih janji, Mbok Sirni berusaha untuk menunda waktu, namun raksasa akhirnya setuju untuk datang dua tahun kemudian, percaya bahwa semakin dewasa, Timun Emas akan menjadi lebih nikmat untuk disantap.
Timun Emas pun semakin berharga bagi Mbok Sirni.
Setiap kali ia teringat akan perjanjian tersebut, hatinya dipenuhi kecemasan dan kesedihan.
Suatu malam, ia bermimpi menerima petunjuk untuk menyelamatkan anaknya.
BACA JUGA:Putri Junjung Buih, Legenda dari Kalimantan Selatan
Ia harus mencari seorang petapa di Gunung Gundul.
Keesokan pagi, Mbok Sirni segera berangkat ke Gunung Gundul dan bertemu dengan seorang petapa.
Petapa memberinya empat bungkusan kecil, biji mentimun, jarum, garam, dan terasi sebagai penangkal.
Ketika ia kembali ke rumah, Mbok Sirni memberikan keempat bungkusan itu kepada Timun Emas dan menyuruhnya untuk berdoa.
BACA JUGA:Harimau Tino dan Ular Lina Sebuah Cerita Tentang Persahabatan dan Kerendahan Hati di Hutan Rimba
Saat raksasa datang kembali, Timun Emas diinstruksikan oleh ibunya untuk melarikan diri melalui pintu belakang.
Raksasa mengejar Timun Emas, dan gadis itu ingat akan bungkusan pertama, yaitu biji mentimun.
Sungguh ajaib, hutan berubah menjadi ladang mentimun yang lebat, dan buah tersebut malah menambah tenaga raksasa.
Timun Emas kemudian menaburkan jarum, dan dengan cepat, pohon-pohon bambu yang tajam tumbuh tinggi.
BACA JUGA:Kisah Awang Sukma dan Telaga Bidadari | Cerita Rakyat Kalimantan Selatan
Raksasa terus mengejar, bahkan dengan kaki yang berdarah-darah.