Hal ini membuat situs ini menjadi objek studi banding dengan situs serupa di Indonesia, seperti Pugungraharjo di Lampung dan Lebak Cibedug di Lebak.
Selama ekskavasi pada tahun 1982, tidak ditemukan tanda-tanda penguburan di situs ini.
Bahkan, temuan ekskavasi hanya berupa fragmen gerabah polos yang jumlahnya terbatas.
BACA JUGA:10 Hujan Aneh yang Pernah Terjadi di Dunia, Lucu Dan Tidak Masuk Akal
Penelitian pada tahun 2003 di teras ketiga juga mengonfirmasi bahwa tidak ada gejala penguburan megalitikum di situs Gunung Padang.
Namun, di teras keempat yang lebih tinggi, ditemukan tumpukan monolit yang sebenarnya merupakan penanda tempat upacara sakral dilakukan pada masa lalu.
Situs Gunung Padang terdiri dari lima teras dengan ukuran berbeda, di mana teras pertama merupakan yang terluas.
Sebelum memasuki punden berundak, terdapat sumber air, yang diyakini digunakan untuk penyucian sebelum upacara keagamaan di situs tersebut.
BACA JUGA:Cerita Rakyat Sumatera Selatan, Legenda Putri Kemarau Selamatkan Negeri dari Musibah Kemarau Panjang
Namun, misteri yang paling mendalam ada di bawah permukaan Gunung Padang.
Berkat teknologi arkeologi modern, para ilmuwan menemukan terowongan, ruang, dan pilar yang tersembunyi hanya tiga meter di bawah permukaan.
Tim peneliti menggunakan teknik canggih, termasuk radar penembus tanah dan pencitraan tiga dimensi, untuk mengintip apa yang ada di bawah batu tanpa merusaknya.
Hasilnya, mereka menemukan bangunan seluas 150.000 meter persegi yang telah tertutup tanah selama ribuan tahun.
BACA JUGA:Asal-usul Tebing Peninjauan: Legenda Kerajaan di Kecamatan Rawas Ulu, Sumatera Selatan
Ini menimbulkan dugaan bahwa ada struktur raksasa di bawah situs megalitikum Gunung Padang, mirip dengan teori penemuan Atlantis dan mesin listrik di piramida Mesir.
Misteri Gunung Padang semakin dalam ketika ditemukan bahwa situs ini tampak sejajar dengan rasi serpents dan Akuilah di langit.