Dalam penelitian mereka, Bronto dan Langi menemukan bahwa Gunung Padang dan sekitarnya adalah bekas Gunung api purba Karyamukti yang usianya diperkirakan lebih tua dari era Pliosen, sekitar 5 hingga 2 juta tahun yang lalu.
BACA JUGA:Pj Bupati Terjun ke Sungai Musi
Mereka menjelaskan bahwa batuan di sekitar Gunung Padang termasuk satuan Breksi gunung api, batuan ubahan Argilik-kuarsa-pirit, Silisifikasi-urat kuarsa-limonitik, serta Intrusi-kubah lava andesit basal gunung Padang.
Satuan Breksi ini adalah batuan yang terdiri dari pecahan mineral atau fragmen yang disatukan oleh matriks berbutir halus.
Mereka juga mencatat bahwa batuan berbentuk balok di Gunung Padang adalah hasil erupsi leleran termuda dan tidak dibawa dari tempat lain oleh manusia.
Penemuan batuan berbentuk kekar kolom (columnar joint) di Gunung Padang juga menjadi perhatian.
Struktur ini mirip dengan kotak atau prisma yang susunannya terlihat seperti buatan manusia, meskipun sebenarnya merupakan hasil alam.
Ini terjadi akibat pendinginan batuan beku dengan gaya pendinginan tiang yang arahnya memusat.
BACA JUGA:Pj Bupati Empat Lawang Minta Guru Pantau Pedagang Sekolah
Hasil ekskavasi yang menemukan balok-balok batu andesit dilapisi kerak lempung juga mendukung klaim bahwa batuan ini tidak dibawa dari tempat lain.
Sebaliknya, batuan tersebut terbentuk secara in situ dan kemudian diatur oleh manusia masa lalu untuk kepentingan upacara tradisional atau pemujaan. Oleh karena itu, situs ini dikenal sebagai Situs Megalitik Gunung Padang.
Pola yang sama dari mengatur batuan untuk kepentingan upacara masih diterapkan di beberapa tempat di Indonesia, seperti pembuatan pura di Bali yang menggunakan batuan ignimbrit (breksi pumis).
BACA JUGA:Berikut Persiapan Mendaki Gunung Rinjani Tips dan Trik yang Perlu Kamu Ketahui Sebelum Mendaki
Tempat rekreasi atau hotel di Lembang juga memanfaatkan lava gunung api Sunda, seperti Tangkubanparahu.
Jadi, meskipun Gunung Padang telah lama menjadi misteri, penelitian geologi ini membantu menjelaskan bahwa situs ini adalah hasil dari proses alam dan bukan buatan manusia, meskipun tetap memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi.***