seperti survei Radar penembus tanah tomografi sinar X pencitraan dua dimensi dan tiga dimensi pengeboran inti dan penggalian para peneliti secara bertahap menemukan beberapa lapisan struktur yang cukup besar.
Struktur ini yang mewakili periode berbeda struktur ini tersebar di area seluas sekitar 15 hektar dan telah dibangun selama ribuan tahun dengan lapisan-lapisan yang mewakili periode berbeda.
Struktur ini mirip piramida raksasa yang mungkin mewakili sisa-sisa kuil kuno yang tersembunyi di bawah tanah selama ribuan tahun, sisa-sisa bangunan di situs Gunung Padang usianya diperkirakan 4 kali lebih tua dari piramida yang ada di Mesir tulis majalah digital Life science media Barat itu.
Put menyatakan para ilmuwan dari seluruh dunia sangat serius membahas Gunung Padang ini melalui pertemuan tahunan American giopical Union atau ago seperti diketahui Ago volmating ini adalah konferensi ilmuwan dunia bergengsi dan terbesar yang dihadiri peserta lebih dari 20.000 dari seluruh dunia.
History Divine dalam artikelnya berjudul Gunung Padang the worst all the piramid menulis penemuan gunung padang mengisyaratkan Adanya kemungkinan bahwa peradaban kuno memiliki kemampuan lebih dari apa yang diperkirakan oleh para peneliti.
BACA JUGA:Potensi Penelitian Lanjutan di Gunung Padang, Tiga Alasan Mengapa Dunia Tertarik dan Takut
Cars artikel tersebut juga menyatakan Gunung Padang masih merupakan sebuah teka-teki besar Gunung Padang bukanlah piramida konvensional dalam pengertian tradisional karena bentuk piramida di Gunung Padang berbeda dari peradaban lain yang sebelumnya ditemukan di masa lalu seperti bangsa Maya piramida.
Maya berbentuk simetris namun struktur piramida Gunung Padang memanjang dengan setengah lingkaran di depannya.
Gunung Padang kembali menjadi perbincangan setelah muncul dalam film dokumenter and science apocalypse di platform streaming netflix dalam film tersebut geraham Hankook memaparkan sejarah di balik situs Gunung Padang.
BACA JUGA:Kota Misterius Agarta, Penduduk yang Tinggal di Perut Bumi, Benarkah Ini Kota Yakjuj dan Makjuj?
Graham Hankook merupakan penulis sekaligus jurnalis asal Inggris arkeolog UI Ali Akbar yang juga anggota tim terpadu riset Mandiri Gunung Padang mempresentasikan perihal ekskavasi peninggalan Megalitikum di Cianjur Jawa Barat itu di Korea Selatan para pembicara berasal dari Korea Amerika Inggris laos Australia Mariana Island Kanada Belgia dan masih banyak lagi negara lainnya.
Saya mendapat kesempatan berbicara pada hari terakhir dan sebagai pembicara terakhir urai Ali para peserta berdecak kagum karena menyaksikan besarnya situs yang sedang diteliti dan banyaknya temuan yang mengagumkan di situs tersebut,
Para ilmuwan dan peneliti dari mancanegara tersebut tercengang karena situs Gunung Padang ternyata mempunyai ukuran yang sangat besar jelas Ali apresiasi juga diberikan karena metode dan teknik yang digunakan tergolong maju.
BACA JUGA:Aturan Terbaru OJK, Bank Wajib Mematuhi Ketentuan dalam Pergantian Dirut
Untuk riset arkeologi saat ini beberapa peneliti dari berbagai negara juga menyatakan siap jika dibutuhkan bantuannya, bagi para peneliti tersebut situs Gunung Padang tidak hanya penting dalam konstelasi megalitik Asia Tenggara tetapi juga dunia tutupnya inisiator riset situs Gunung Padang.