Dampaknya tidak hanya terasa di wilayah sekitar, tetapi mencapai Eropa, bahkan mempengaruhi cuaca dan mengakibatkan kekalahan Napoleon Bonaparte.
Korban yang Tak Terhitung
Korban langsung letusan ini diperkirakan mencapai 30.000 jiwa.
Selain itu, dampak penyakit dan kelaparan juga memakan korban, termasuk di Bali dan Jawa Timur.
BACA JUGA:Dua Wanita Punya Peran Penting di Sisi Prabu Siliwangi, Siaapa Saja?
Letusan Tambora bahkan terdengar hingga ke Makassar, Batavia, Ternate, dan Sumatera, yang jaraknya lebih dari 2.600 kilometer dari gunung itu sendiri.
Dampak yang paling mencolok adalah tahun 1816, yang dikenal sebagai "Tahun Tanpa Musim Panas," akibat abu vulkanik yang masih menggantung di atmosfer.
Legenda Nama "Tambora"
Gunung Tambora sendiri memiliki legenda menarik tentang asal-usul namanya.
BACA JUGA:Mitos Aik Kalak, Tempat Pemandian Sejarah di Lombok
Nama ini berasal dari kata "ta" dan "mbora," yang secara keseluruhan bermakna "ajakan menghilang."
Menurut mitos turun temurun, gunung ini pertama kali didatangi oleh seorang pertapa sakti yang bersemedi di atasnya dan menghilang secara gaib.
Konon, pertapa ini masih sering muncul bagi orang-orang tertentu yang memiliki kemampuan khusus.
Transformasi Geografis
BACA JUGA:Jejak Bigfoot di Gunung Shasta, Kisah Makhluk Misterius di California
Sebelum letusan, Gunung Tambora merupakan salah satu puncak tertinggi di Indonesia, mencapai ketinggian sekitar 4.300 meter di atas permukaan laut.