Karomah Habib Sholeh Tanggul Menyembuhkan Wabah Penyakit, Mengesankan, 'Selamat Tinggal Penyakit'
RAKYATEMPATLWANG.DISWAY.ID - Pada era modern ini, ketika manusia dihadapkan pada ancaman berbagai penyakit mematikan, cerita tentang Karomah Habib Sholeh Tanggul menjadi cahaya harapan bagi banyak orang.
Dalam sebuah kisah yang menakjubkan, Habib Sholeh Tanggul dipercaya mampu menyembuhkan wabah penyakit dengan kekuatan spiritualnya.
Karomahnya ini tidak hanya menginspirasi, tetapi juga menyisakan pesan yang menggetarkan: "Selamat Tinggal Penyakit."
BACA JUGA:Pohon Bunut Bolong di Bali, Keajaiban Alam dan Mitos yang Menyertainya
Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam tentang siapa Habib Sholeh Tanggul, apa yang membuatnya begitu istimewa, dan bagaimana karomahnya mengesankan dunia yang tengah dilanda penyakit.
Karomah yang luar biasa dimiliki oleh Habib Sholeh Tanggul Kabupaten Jember, Jawa Timur, telah menjadi cerita legendaris di kalangan masyarakat.
Salah satu karomahnya yang paling mencolok adalah kemampuannya untuk menyembuhkan wabah penyakit yang mengancam sebuah desa.
BACA JUGA:Misteri Gunung Kayangan, Cerita di Balik Objek Wisata Mistis Tanah Laut Kalimantan Selatan
Habib Sholeh, seorang ulama penuh berkah, masih dikenang hingga hari ini, dengan banyak yang berziarah ke kuburannya di Jember dan mengadakan peringatan haul setiap tahunnya.
Cerita tentang karomah ini telah tersebar luas, mulai dari pertemuannya dengan Nabi Khidir hingga pengobatan orang sakit.
Namun, salah satu kisah yang paling mengesankan adalah bagaimana dia menyembuhkan wabah penyakit di desa tersebut.
BACA JUGA:Tradisi Pernikahan Kuno di Ponorogo, Ada Pria Tidak Biasa dalam Upacara Pernikahan
Kisah ini disampaikan oleh Habib Ahmad bin Sayyidil Walid Al Habib Ali Bin Abdurrahman bin Ahmad Assegaf, seperti yang diungkapkan dalam akun TikTok Putra Lebak.
Dalam saat genting, sebuah desa dilanda wabah penyakit yang sangat mematikan. Namun, ketika Habib Sholeh Tanggul mendengar tentang penderitaan tersebut, dia mengambil tindakan luar biasa.