BACA JUGA:Misteri dan Sejarah, Jembatan Ancol Jakarta yang Megah
Namun, rencana Si Pahit Lidah ini tidak mendapat persetujuan dari masyarakat setempat. Mereka tidak ingin proyek tersebut dilanjutkan, dan mereka mencari cara untuk menghentikannya.
Masyarakat setempat kemudian berbohong kepada Si Pahit Lidah dengan memberitahunya bahwa anaknya telah meninggal dunia di desa tersebut.
Mereka berharap bahwa dengan berita ini, Si Pahit Lidah akan pulang ke rumah dan meninggalkan proyeknya.
Namun, usaha ini ternyata tidak berhasil. Si Pahit Lidah tetap melanjutkan pekerjaannya, tidak peduli dengan berita palsu tersebut.
Keputusasaan pun mendorong masyarakat setempat untuk memberi tahu Si Pahit Lidah sekali lagi bahwa anaknya telah meninggal dunia.
Saat informasi ini diterima kembali oleh Si Pahit Lidah, dia mengucapkan kata-kata bahwa anaknya telah meninggal dunia, dan sesaat setelah itu, anaknya yang sebenarnya yang masih hidup tiba-tiba meninggal dunia.
BACA JUGA:Mengungkap 6 Misteri Kereta Api 'Berjalan Sendiri' Tanpa Masinis
Cerita ini menggambarkan kekuatan mistis dan tak terduga dari kata-kata Si Pahit Lidah.
Setelah insiden tersebut, Si Pahit Lidah meninggalkan lokasi air terjun "Batu Betiang" dan mengucapkan bahwa kayu-kayu yang telah disusun rapi di tepi air terjun akan berubah menjadi batu.
Dan seperti yang diucapkannya, kayu-kayu tersebut berubah menjadi batu, yang sekarang kita kenal sebagai Air Terjun Batu Betiang.
BACA JUGA:Misteri Kereta Api Meluncur Sendiri di Malang, Antara Kepercayaan Mistis dan Penjelasan Rasional
Legenda ini menjadi bagian dari sejarah dan budaya lokal, mengingatkan kita akan kekuatan kata-kata dan mistisnya alam.
Air Terjun Batu Betiang bukan hanya menjadi daya tarik alam, tetapi juga tempat yang mengingatkan kita pada kisah-kisah masa lalu yang tak terlupakan. (*)