Pria yang melakukannya harus siap secara mental dan materi, dengan strategi yang matang.
Pada masa lalu, pria yang ingin menikahi seorang perempuan harus memberikan simbol kemapanan, seperti dua ekor kerbau.
BACA JUGA:Pendaki Pemberani: Menjelajahi Lembah dan Puncak dengan Langkah Tegar
Keterampilan Menenun sebagai Kriteria Tradisi Kawin Lari Suku Sasak Lombok
Perempuan hanya boleh menikah jika sudah mahir menenun.
Pekerjaan menenun ini membutuhkan keahlian dan waktu yang lama, sehingga perempuan yang mahir menenun dianggap siap untuk menikah.
Proses Menuju Rumah Kerabat Terdekat
Dalam proses Merarik, pria membawa calon pengantin perempuan ke rumah kerabat terdekat, bukan langsung ke rumah calon pengantin pria.
Setelah itu, dilakukan prosesi pernikahan lainnya.
Tradisi pernikahan Suku Sasak ini mungkin tampak tabu, namun sebenarnya tidak melibatkan kekerasan atau pemaksaan.
BACA JUGA:Menembus Kabut: Kisah Seru Pendaki Berani Dika yang Menemukan Cinta di Bunian
Tradisi ini memberikan kebebasan kepada perempuan untuk memilih pasangannya, menjauhkan praktik perjodohan.
Perempuan juga memiliki peran besar dalam proses Merarik tersebut.
Sangatlah unik, bukan? Apakah ada tradisi unik dalam daerahmu? Bagikan pengalamanmu di sini. (*)