Di tengah perjalanan, Rabiyah dijatuhkan ke dalam sungai Krueng Aceh hingga nyawanya meregang.
Setelah mengakhiri hidup Rabiyah, si pemuda melanjutkan perjalanan tanpa penyesalan.
Jasad Rabiyah hanyut dan terdampar di sekitar daerah Lambhuk atau Beurawe.
Mayatnya akhirnya ditemukan dan dibawa pulang ke gampong asalnya. Namun, kisah ini belum berakhir sampai di sini.
BACA JUGA:Misteri Sosok Wanita di Perlintasan Rel dan Kisah Mistis di Stasiun Ketanggungan Barat Brebes
Ruh Rabiyah bangkit dari kematian untuk menuntut balas atas kematian yang tragis itu.
Konon, roh Rabiyah memiliki pengaruh yang kuat terhadap perempuan-perempuan yang sedang hamil.
Dikatakan bahwa apabila seorang perempuan hamil disuruh oleh arwah Rabiyah.
Ia akan merasakan keinginan kuat untuk makan sayur daun kelor dan telur asin.
BACA JUGA:Kisah Tragis Berujung Mistis: Dendam Cinta yang Tak Pernah Padam Burong Nek Rabi Tanjong
Ini dianggap sebagai lambang rasa penyesalan dan pengharapan yang tak terucapkan dari sang gadis yang dulu hidup dalam kesulitan dan kesedihan.
Kisah Burong Nek Rabi Tanjong telah melekat dalam budaya dan tradisi setempat, menjadi cerita yang diceritakan dari generasi ke generasi.
Ia mengingatkan kita akan pentingnya memahami konsekuensi dari tindakan kita dan merenungkan keputusan yang diambil dalam hubungan cinta.
Kisah ini juga menunjukkan bahwa dendam dan perasaan yang kuat dapat bertahan bahkan setelah kematian, membawa pesan moral yang dalam tentang karma dan akibat dari perbuatan manusia. (*)