Namun pandangan ini mengakui eksistensi jin.
Ketiga, memahami jin sebagai jenis makhluk manusia liar yang belum berperadaban. Dari ketiga pandangan tersebut, sekilas bisa dipahami bahwa jin merupakan makhluk yang mewujud pada sesuatu.
BACA JUGA:Pertemuan dengan 'Orang Bunian' di Padang: Sebuah Pengalaman Unik dari Dunia Lain, Simak Ceritanya!
Namun, keberadaan jin sendiri diterangkan dalam Al-Qur’an bahwa, “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribdaha kepada-Ku” (QS. Adz Dzariyat [51]: 56).
Karena diciptakan, tentu wujudnya ada. Perbedaannya ialah, manusia diciptakan dari unsur tanah, sedangkan jin diciptakan dari api.
Menurut Quraish Shihab, iblis dalam Al-Qur’an diterangkan dari jenis jin.
Namun demikian, iblis maupun setan mempunyai karakteristik tersendiri sehingga tidak semua makhluk jin adalah iblis atau setan.
Meskipun buku ini tidak terlalu tebal, tetapi cukup memahamkan kepada pembaca perihak keterangan makhluk jin, termasuk soal tempat dan waktu yang disuksi jin, bentuk jin, dan kemampuan-kemampuan yang dimilikinya.
Lalu, apa pentingnya manusia memahami makhlus halus secara umum?
Selain karena dorongan keimanan terkait makhluk ghaib, jin dan makhluk halus lainnya juga menunjukkan kepada manusia bahwa mereka bukan makhluk satu-satunya di alam semesta. Wallahu’alam bisshowab. (*)