Tempat ini kemudian dijauhi oleh banyak orang, dan hanya beberapa ahli sejarah dan pemerhati arkeologi yang berani menjelajahi wilayah tersebut.
Bagi para pengunjung yang berani berkunjung, mereka yang menghormati keberadaan sejarah dan kepercayaan lokal cenderung tidak mengalami kesulitan apa pun. Mereka menghargai keindahan dan keagungan candi tanpa mencoba mencuri atau merusak apapun.
BACA JUGA:Candi Cangkuang: Menyingkap Keunikan Sejarah di Jantung Jawa Barat
Seiring berjalannya waktu, Candi Pariangan tetap menjadi pusat perhatian bagi para arkeolog, sejarawan, dan penjelajah yang tertarik pada misteri dan sejarah.
Meskipun legenda kutukan tetap ada, lebih banyak orang yang percaya bahwa kejadian buruk yang menimpa beberapa orang mungkin karena ketidakberuntungan atau sirkumstansi yang tidak terduga.
BACA JUGA:Legenda Sang Raksasa di Bukit Barisan
Kesimpulan
Candi Pariangan tetap menjadi simbol keindahan sejarah dan arsitektur zaman dahulu.
Meskipun legenda kutukan menambahkan nuansa misteri ke tempat ini, tak dapat dipungkiri bahwa candi ini tetap menjadi saksi bisu bagi peradaban masa lalu.
Kutukan atau tidak, kehadiran Candi Pariangan membawa kita kembali ke masa lampau yang penuh intrik dan keajaiban, mengingatkan kita bahwa kita hanya penghuni sesaat di bumi ini, dan sejarah adalah peninggalan abadi dari perjalanan peradaban manusia. (*)