EMPAT LAWANG, RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Tradisi Nyeraka Agok'an adalah tradisi yang ada di Kabupaten Empat Lawang Tradisi ini masih berlangsung hingga sekarang yang diwariskan oleh nenek moyang sejak zaman dahulu secara turun-temurun.
Mengenai kapan tepat waktunya tradisi Nyeraka Agok'an ini muncul belum dapat diketahui dengan jelas.
Tradisi ini muncul dikarenakan untuk mempermudah masyarakat yang akan melaksanakan sedekahan. Nyeraka agok'an terdiri dari dua kata, yaitu nyeraka dan agok'an.
BACA JUGA:Tradisi Nenek Moyang, Menangkap Ikan Menggunakan Bubu Masih Lestari
Dalam bahasa Indonesia, Nyeraka adalah menyerahkan atau memberi dan Agok'an berarti pekerjaan.
Pemisahan kata Agok'an sendiri dikarenakan cara penyebutannya sesuai dengan logat dari orang Empat Lawang itu sendiri.
Dari arti Nyeraka agok'an tadi, dapat disimpulkan bahwasannya Nyeraka agok'an adalah suatu tradisi menyerahkan tugas dan tanggung jawab, dalam suatu acara sedekahan, baik itu sunatan, selamatan, pernikahan dan acara acara lainnya.
Seperti apa yang dikatakan oleh ketua adat Desa Tanjung Makmur, bahwa Nyeraka Agok'an, kalau pada saat ini diibaratkan dengan pembentukan panitia, dikarenakan sama-sama pembagian dan penyerahan tugas.
BACA JUGA:Ghumah Baghi, Rumah Tradisional Besemah yang Kaya Makna Filosofi
Namun hingga saat ini masyarakat desa Tanjung Makmur masih menggunakan nama Nyeraka Agok'an pada tradisi ini, karena tradisi ini sudah ada sejak dahulu.
"Intinya tradisi ini adalah pemberian tugas.
Untuk pelaksanaannya sendiri tradisi Nyeraka Agok'an dilakukan pada malam hari sesudah waktu Maghrib hingga selesai acara," kata ibu Sahma disampaikan oleh salah satu warga Tanjung Makmur.
Sambung Sahma, Nyeraka Agok'an dilaksanakan tiga hari sebelum acara resepsi ataupun acara inti pada suatu sedekahan.
BACA JUGA:Mengenak Kudok, Senjata Tradisional Khas Bumi Besemah
Dikarenakan, sedekahan di desa beberapa hari sebelum hari utama sedekahan sudah banyak yang hadir, baik itu dari tetangga ataupun kerabat jauh.