Tradisi Naik Bubungan di Empat Lawang, Filosofi Unik di Balik Penaikan Kayu Bubungan Atap Rumah

Tradisi Naik Bubungan di Empat Lawang, Filosofi Unik di Balik Penaikan Kayu Bubungan Atap Rumah

Tradisi Naik Bubungan.-REL/DISWAY.ID-

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID – Tradisi unik Naik Bubungan hingga kini masih dilestarikan oleh masyarakat Kabupaten Empat Lawang.

Acara yang menjadi bagian dari prosesi pembangunan rumah ini bukan hanya sekadar menaikkan kayu penyangga atap, tetapi juga penuh dengan nilai filosofi dan doa untuk keberkahan penghuni rumah.

Prosesi Sarat Makna

Naik Bubungan, yang secara harfiah berarti "menaikkan kayu bubungan," menjadi momen sakral bagi warga setempat.

BACA JUGA:Suku Lintang, Warisan Budaya Unik yang Jarang Diketahui, Tradisi hingga Seni Bela Diri Khas Empat Lawang

BACA JUGA:Pelaksanaan Program Asta Cita Presiden, Kalapas Empat Lawang Tebar Benih Ikan Nila di Kolam SAE

Dalam acara ini, setiap sudut rumah yang dibangun dilantunkan azan sebagai simbol permohonan berkah.

Tidak berhenti di situ, prosesi ini juga melibatkan pelemparan beras kuning dan uang receh ke atas bubungan rumah.

Tradisi ini dipercaya membawa keberuntungan dan kelimpahan rezeki bagi penghuni rumah.

Selain itu, tokoh adat yang memahami budaya ini menyampaikan guritan—puisi adat yang mengandung pesan moral dan doa.

BACA JUGA:Sepanjang 2024, 12 Nyawa Melayang Akibat Kecelakaan Lalu Lintas di Empat Lawang

BACA JUGA:Pelaku Penyanderaan Anak Di Saling Ternyata Residivis, Simak Berikut Motif dan Ancaman Hukuman

Acara kemudian ditutup dengan pembacaan tahlil sebagai bentuk penghormatan kepada arwah leluhur dari keluarga yang membangun rumah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: