Makan Kedelai Saat Menopause, Aman atau Berisiko? Studi Baru Ungkap Fakta Mengejutkan!

Makan Kedelai Saat Menopause, Aman atau Berisiko? Studi Baru Ungkap Fakta Mengejutkan!

Makan Kedelai Saat Menopause, Aman atau Berisiko? Studi Baru Ungkap Fakta Mengejutkan!-ist-

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID — Kabar baik datang untuk perempuan pascamenopause yang gemar mengonsumsi makanan berbahan kedelai.

Sebuah studi terbaru dari University of Toronto mengungkapkan bahwa kedelai tidak meningkatkan risiko kanker terkait estrogen, seperti kanker payudara dan endometrium, yang selama ini dikhawatirkan banyak orang.

Penelitian ini justru menemukan bahwa kedelai membawa manfaat kesehatan yang signifikan, terutama selama masa menopause.

Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal Advances in Nutrition dan menjadi angin segar bagi perempuan yang mencari alternatif aman untuk mengelola gejala menopause.

BACA JUGA:Waspada! Gejala Kanker Paru yang Sering Diabaikan Ini Bisa Menyelamatkan Nyawa Anda

BACA JUGA:Jangan Anggap Remeh! Tanda-Tanda Ini Bisa Jadi Alarm Bahaya Kesehatan Pria

Kedelai mengandung isoflavon, senyawa nabati yang menyerupai estrogen dalam tubuh.

Kemiripan ini sebelumnya memunculkan kekhawatiran karena estrogen dikenal berkaitan dengan beberapa jenis kanker.

Namun, penelitian yang menganalisis 40 uji klinis berkualitas tinggi dengan lebih dari 3.000 partisipan ini membantah anggapan tersebut.

Para peneliti mempelajari berbagai indikator risiko kanker, seperti:

BACA JUGA:Rahasia Metabolisme, Dokter Stanford Ungkap Penyebab Utama Penyakit dan Cara Mengatasinya

BACA JUGA:Inovasi Baru! Obat Benralizumab Jadi Harapan Bagi Penderita Asma dan COPD

  • Ketebalan lapisan rahim
  • Indeks pematangan vagina (indikator aktivitas estrogen di area vagina)
  • Kadar estrogen dalam darah
  • Hormon perangsang folikel (FSH)

Hasilnya, konsumsi isoflavon kedelai selama lebih dari tiga bulan tidak meningkatkan risiko kanker pada perempuan pascamenopause.

Isoflavon kedelai juga tidak berperilaku seperti estrogen manusia dalam hal memicu kanker.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: