Google Perketat Keamanan Gmail, Pengguna Wajib Gunakan Metode Akses Lebih Aman

Metode ini tidak hanya berlaku pada Gmail, tetapi juga untuk layanan seperti CalDAV, CardDAV, IMAP, POP, dan Google Sync yang tidak lagi mendukung login berbasis kata sandi. 

Pengguna harus memperbarui pengaturan mereka agar sesuai dengan standar keamanan baru ini.

BACA JUGA:Samsung Galaxy A15 4G Terjual 17,3 Juta Unit, Mengalahkan Flagship Galaxy S24 Ultra

Siapa yang Terkena Dampak?

Aturan baru ini berlaku bagi seluruh pengguna Google Workspace. 

Pengaturan aplikasi kurang aman telah dihapus dari konsol admin Google Workspace, membuat pengguna tidak dapat menambahkan akun baru menggunakan metode lama. 

Namun, pemegang akun Gmail pribadi tidak perlu khawatir karena mereka tetap dapat mengakses IMAP, meskipun hanya melalui OAuth. 

BACA JUGA:Level Up! LG Hadirkan Monitor Gaming Canggih untuk Pengalaman Gaming Maksimal

BACA JUGA:Kecerdasan Buatan Cenderung Beri Jawaban Salah Dibandingkan Mengakui Ketidaktahuan

Google memastikan bahwa koneksi saat ini tidak akan terpengaruh selama pengguna mengikuti metode akses yang disarankan.

Apa yang Harus Dilakukan Pengguna?

Google merekomendasikan beberapa langkah bagi pengguna Gmail yang terkena dampak aturan baru ini:

1. Pengguna Outlook 2016 atau versi sebelumnya perlu beralih ke Microsoft 365 atau Outlook versi terbaru untuk Windows atau Mac.
2. Pengguna Thunderbird atau klien email lainnya harus menambahkan kembali akun Google mereka dan mengonfigurasinya dengan IMAP melalui OAuth.
3. Pengguna aplikasi Mail di iOS atau macOS perlu masuk kembali menggunakan opsi "Sign in with Google" untuk mengaktifkan OAuth. Ini memerlukan penghapusan dan penambahan ulang akun mereka.

BACA JUGA:Nvidia Pertimbangkan Energi Nuklir untuk Penuhi Kebutuhan Pusat Data AI

BACA JUGA:Meta Kuasai Daftar Aplikasi Paling Invasif, Grab Jadi Pesaing Tak Terduga

Langkah ini mungkin terasa merepotkan bagi beberapa pengguna, tetapi Google menekankan bahwa peningkatan keamanan ini sangat penting untuk melindungi data pribadi pengguna dari potensi ancaman siber di masa mendatang.

Sumber: