Menelusuri Sejarah Pulau Cipir: Bekas Rumah Sakit Haji Zaman Belanda

Menelusuri Sejarah Pulau Cipir: Bekas Rumah Sakit Haji Zaman Belanda

Istimewa/internet--

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Kepulauan Seribu memang terkenal dengan keindahan pantai dan alam bawah lautnya.

Namun, di balik pesonanya, tersimpan sejarah yang tak banyak diketahui, salah satunya adalah keberadaan rumah sakit haji di Pulau Cipir (juga dikenal sebagai Pulau Kayangan) pada masa kolonial Belanda.

Pulau Cipir menjadi saksi bisu perjalanan para calon jamaah haji Indonesia pada zaman kolonial.

Pada tahun 1911, Belanda membangun asrama haji di Pulau Onrust, di mana jamaah dikarantina sebelum diberangkatkan ke Tanah Suci.

BACA JUGA:75 Anggota DPRD Sumsel Periode 2024-2029 Segera Dilantik, Berikut Nama-namanya!

BACA JUGA:Pemprov Sumsel Dorong Implementasi SPBE dan Aplikasi Srikandi

Setelah pulang, mereka akan diperiksa kesehatannya di Pulau Cipir, yang memiliki rumah sakit dengan fasilitas terlengkap di Batavia pada masa itu.

Rumah sakit ini dilengkapi dengan laboratorium, ruang operasi, serta fasilitas lainnya, menjadikannya pusat karantina dan pemeriksaan kesehatan bagi para jamaah.

Walaupun hanya puing-puing bangunan yang tersisa, kompleks rumah sakit ini masih memperlihatkan kemegahan arsitektur kolonial.

Bangunan utama, ruang bedah, toilet, dan laboratorium masih cukup utuh sehingga pengunjung dapat membayangkan situasi sibuk saat rumah sakit ini beroperasi.

Setelah melakukan ibadah haji, para jamaah kembali ke Pulau Cipir untuk menjalani karantina.

Jika mereka tidak mampu membayar biaya karantina, sebagai konsekuensinya mereka harus menjadi budak.

BACA JUGA:Penemuan Luar Biasa Kereta Thutmose IV: Bukti Keahlian dan Kekuasaan Mesir Kuno

BACA JUGA:Situs Liyangan di Medang: Misteri Kejayaan dan Hubungan dengan Kerajaan Sriwijaya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: