Letkol dr. R.M. Soebandi: Dokter dan Pejuang dari Jember yang Diabadikan dalam Sejarah

Letkol dr. R.M. Soebandi: Dokter dan Pejuang dari Jember yang Diabadikan dalam Sejarah

Istimewa/internet--

Kendati sempat putus asa, harapannya kembali bangkit saat Jepang membuka sekolah kedokteran Ika Daigaku di Jakarta pada tahun 1943.

Soebandi melanjutkan kuliahnya di sana dan pada 12 November 1943, ia lulus sebagai dokter.

Di masa kuliahnya, ia bertemu dengan Rr Soekesi yang kemudian dinikahinya pada tahun 1944.

Setelah lulus dari pendidikan kedokteran, Soebandi kembali ke Jawa Timur dan bergabung dengan tentara PETA (Pembela Tanah Air) pada tahun 1944.

Ia lulus sebagai perwira kesehatan dan diangkat sebagai Kepala Kesehatan di Batalyon PETA wilayah Karesidenan Malang.

Pada masa ini, dokter yang sekaligus menjadi tentara sangat langka, sehingga keahlian Soebandi sangat dibutuhkan, tidak hanya di Jawa Timur, tetapi juga di daerah lain seperti Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Setelah Perang Dunia II berakhir dan Indonesia merdeka, Soebandi bertugas di Rumah Sakit Djawatan Kesehatan Tentara (DKT) yang sekarang dikenal sebagai RS Baladhika Husada di Jember.

BACA JUGA:Jejak Sejarah Megalitikum di Desa Kamal, Jember: Situs Klanceng dan Duplang

BACA JUGA:Daftar Raja-Raja yang Memerintah Majapahit - Sejarah Kejayaan Kerajaan Terbesar di Nusantara

Sebagai dokter dan tentara, perannya sangat vital dalam perjuangan melawan Agresi Militer Belanda I dan II di wilayah Jember. Soebandi akhirnya gugur dalam perjuangan tersebut.

Sebagai bentuk penghargaan, namanya diabadikan sebagai nama jalan utama dan rumah sakit terbesar di Jember, RSUD dr. Soebandi.

Selain itu, pada tahun 2013, nama dr. Soebandi juga digunakan untuk sebuah sekolah kesehatan di Jember, yang kemudian pada tahun 2020 berubah menjadi Universitas dr. Soebandi.

Pada tahun 2023, Museum Letkol dr. R.M. Soebandi didirikan di Universitas dr. Soebandi untuk mengenang jasa-jasanya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: