Kisah Atlet Korea Utara di Tengah Isolasi dan Diplomasi
Kisah Atlet Korea Utara di Tengah Isolasi dan Diplomasi.--
Sementara Biles mendapatkan sorakan meriah, An hanya menerima apresiasi sopan dari penonton netral.
Tanpa rekan senegaranya di tribun, dan dengan Olimpiade yang tidak disiarkan langsung di Korea Utara, dukungan untuk An tampak minim.
BACA JUGA:Sempat Jadi Sorotan, Petinju Aljazair Imane Khelif Berhasil Melaju ke Semifinal Olimpiade 2024
BACA JUGA:Lalu Muhammad Zohri Tersingkir di Olimpiade Paris 2024, Minta Maaf ke Rakyat Indonesia
Namun, keberhasilan An dan atlet Korea Utara lainnya tetap menjadi kebanggaan bagi negara mereka.
Menurut Prof. Ramon Pacheco Pardo dari King's College London, partisipasi Korea Utara di Olimpiade adalah bagian dari "diplomasi olahraga" yang bertujuan untuk membuktikan bahwa negara tersebut adalah bagian dari komunitas global.
Atlet-atlet Korea Utara dianggap sebagai duta yang tidak akan dipandang curiga oleh dunia internasional.
An adalah salah satu dari 16 atlet Korea Utara yang berkompetisi di Paris, jauh dari kehidupan sehari-hari di Pyongyang.
Meskipun mereka mungkin menghadapi "debriefing" yang ketat setelah kembali, para analis sepakat bahwa mereka tidak akan dihukum jika gagal memenangkan medali.
Atlet yang berhasil justru mungkin mendapatkan status lebih tinggi di masyarakat dan hadiah-hadiah seperti rumah baru.
Momen viral di Olimpiade Paris 2024, seperti selfie antara atlet Korea Utara dan Korea Selatan, menunjukkan bahwa olahraga memiliki kekuatan untuk menyatukan di tengah ketegangan politik.
Meski hanya simbolis, tindakan-tindakan ini memberikan harapan bahwa hubungan antar negara dapat membaik di masa depan.
BACA JUGA:Kena Rujak Netizen! Komentator Olimpiade Salah Sebut Joe Kurniawan Sebagai Atlet Polandia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber:
- Share:
