Raden Ayu Tan Peng Nio: Pejuang Tionghoa-Indonesia dalam Perang Geger Pacinan

Raden Ayu Tan Peng Nio: Pejuang Tionghoa-Indonesia dalam Perang Geger Pacinan

Istimewa/internet--

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Raden Ayu Tan Peng Nio adalah sosok yang penting dalam sejarah Indonesia, terutama dalam konteks perjuangan etnis Tionghoa melawan penjajah Belanda.

Ia memainkan peran penting dalam perang Geger Pacinan, sebuah periode yang penuh dengan ketegangan dan konflik antara komunitas Tionghoa dan tentara VOC Belanda. 

Tan Peng Nio adalah putri dari Jenderal Tan Wan Swee, seorang pemberontak yang berusaha melawan Kaisar Qian Long dari Dinasti Qing.

Setelah kudetanya gagal, Tan Wan Swee mengirim putrinya ke sahabatnya, Lia Beeng Goe, seorang ahli peti mati dan bela diri.

BACA JUGA:Nari Ratih: Kisah Cinta dan Tragedi dalam Tutur Tinular

BACA JUGA:Keindahan Srambang Park Ngawi: Destinasi Wisata di Lereng Gunung Lawu

Mereka melarikan diri ke Singapura sebelum akhirnya menetap di Sunda Kalapa (sekarang Jakarta).

Pada tahun 1740, terjadi tragedi yang dikenal dengan nama Geger Pecinan, di mana tentara VOC Belanda melakukan pembantaian terhadap etnis Tionghoa.

Tan Peng Nio bersama Lia Beeng Goe mengungsi ke arah Timur hingga tiba di Kutowinangun, Kebumen, Jawa Tengah, dan bertemu dengan Kiai Honggoyudho, seorang ahli pembuat senjata.

Ketika terjadi peperangan yang berlangsung selama 16 tahun (1741-1757), Tan Peng Nio bergabung dengan pasukan bentukan KRT Kolopaking II untuk membantu Pangeran Garendi.

BACA JUGA:Fakta Sejarah Kehebatan Kerajaan Kutai Martadipura

BACA JUGA:Daftar Raja-Raja yang Memerintah Majapahit

Ia bahkan sempat menyamar sebagai prajurit laki-laki untuk terlibat langsung dalam pertempuran. Peperangan ini akhirnya berakhir dengan Perundingan Giyanti pada 13 Februari 1755.

Setelah perang berakhir, Tan Peng Nio menikah dengan KRT Kolopaking III dan menetap di Kutowinangun, Kebumen, Jawa Tengah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: