Umbul Buto: Keindahan dan Sejarah di Desa Kedungan, Klaten

Umbul Buto: Keindahan dan Sejarah di Desa Kedungan, Klaten

Istimewa/internet--

Heri, seorang pengelola warung di lokasi, menyatakan bahwa ada empat patung di dasar umbul tersebut.

Patung-patung ini sudah ada sejak dulu dan tidak diketahui siapa yang membuatnya.

"Dulu sering digunakan untuk nepi (menyendiri), tapi sekarang tidak lagi, tidak ada cerita aneh-aneh," jelas Heri.

Sementara itu, Jarwo, warga setempat yang berusia 75 tahun, menyatakan bahwa umbul ini sudah ada sejak ia kecil.

BACA JUGA:Kisah Letusan Dahsyat Gunung Tambora: Kutukan Ulama yang Dijebak Makan Daging Anjing

BACA JUGA:Legenda Tiga Bersaudara di Bukit Fafinesu Nusa Tenggara Timur

Menurut cerita orang tua-tua, dahulu ada pentas tayub di lokasi ini, dan gong dari pentas tersebut dimasukkan ke umbul untuk menutupi mata air yang terlalu deras.

"Ono ledek sak gamelane ditanggap, gong e dilebokne kene ben ora dadi segara," ungkap Jarwo dalam campuran bahasa Jawa dan Indonesia.

Menurut Kepala Desa Kedungan, Kecamatan Pedan, Bagus Wahyu Dewanto, Umbul Buto dulunya dimanfaatkan untuk pengairan oleh pemerintah Belanda.

Diberi nama Umbul Buto karena adanya patung kepala buto di dasarnya.

"Di bawah itu ada patung kepala buto, jumlahnya empat dan untuk apa fungsinya kita tidak tahu," jelas Bagus Wahyu.

BACA JUGA:Risiko Peningkatan Konflik China - Taiwan di Bawah Kepemimpinan Lai Ching-te

BACA JUGA:Jepang Kerepotan Terjadi Potensi Besar Penurunan Populasi, Berikut Ini yang Dilakukan Pemerintahnya!

Umbul Buto juga dikatakan berhubungan dengan dua umbul lainnya di utaranya, yaitu Umbul Cilik dan Umbul Gede.

Umbul Cilik dimanfaatkan untuk program Pamsimas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: