Mengulik Kisah Kematian Tragis Dyah Halayuda Raja Jaya Negara

Mengulik Kisah Kematian Tragis Dyah Halayuda Raja Jaya Negara

Istimewa/internet--

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Dyah Halayuda adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah Majapahit yang mengalami nasib tragis.

Hubungan yang retak dengan Raja Jaya Negara menjadi awal dari akhir riwayat hidupnya.

Kisah ini menggambarkan intrik politik dan pengkhianatan yang berujung pada eksekusi kejam oleh Gajah Mada dengan metode hukuman yang dikenal sebagai Cineleng-Celeng.

Pada tahun 1319, terjadi pemberontakan besar yang dipimpin oleh Rakyan Kuti.

Pemberontakan ini mengguncang stabilitas Majapahit, namun berhasil ditumpas oleh Gajah Mada.

BACA JUGA:Hepy – Epsi Resmi Melangkah Bersama Partai Gerindra di Pilwako Pagaralam

Keberhasilan ini membuat Gajah Mada mendapatkan kepercayaan penuh dari Raja Jaya Negara, menjadikannya abdi kesayangan raja.

Meskipun pemberontakan Rakyan Kuti berhasil ditumpas, Dyah Halayuda tetap menjabat sebagai Patih di Majapahit.

Namun, posisinya tidak sekuat sebelumnya.

Para sejarawan menduga bahwa Raja Jaya Negara mengetahui keterlibatan Dyah Halayuda dalam berbagai kerusuhan di Majapahit, termasuk terbunuhnya Ranggalawe dan Nambi serta pemberontakan Ra Kuti.

Hukuman mati Cineleng-Celeng adalah salah satu hukuman paling kejam di Majapahit.

Seseorang yang dinyatakan bersalah oleh titah raja akan dihukum dengan cara dicincang-cincang seperti babi.

BACA JUGA:TEGAS! Kapolda Minta SKK Migas Tutup Sumur Minyak Ilegal Secara Permanen

Hukuman ini menunjukkan betapa beratnya kejahatan yang dilakukan oleh Dyah Halayuda, hingga Raja Jaya Negara merasa perlu memberlakukan hukuman ini terhadapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: