Mengulik Cerita Di Balik Nama Hana-matsuri: Perayaan Waisak di Jepang
Istimewa/internet--
RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Di Jepang, perayaan Waisak dikenal dengan nama Hana-matsuri atau Festival Bunga.
Hana-matsuri dirayakan setiap tanggal 8 April, bertepatan dengan musim semi, ketika bunga-bunga mulai bermekaran dan alam menunjukkan keindahannya.
Tradisi dan Simbolisme Hana-matsuri memiliki Tradisi unik yang berbeda dengan perayaan Waisak di negara lain.
Salah satu kegiatan utama dalam perayaan ini adalah pembuatan replika kuil yang dihiasi dengan bunga-bunga musim semi yang berwarna-warni.
BACA JUGA:Persatuan Tuna Netra Indonesia Kunjungan Ke Lapas Empat Lawang dalam Rangka Pemecahan Rekor MURI
Di dalam kuil kecil tersebut, terdapat sebuah patung Buddha kecil yang juga dihiasi dengan bunga.
Patung Buddha kecil tersebut menggambarkan Buddha Gautama saat masih bayi.
Tradisi ini mengandung makna simbolis yang mendalam.
Umat Buddha di Jepang akan menuangkan ama-cha, yaitu teh herbal manis, pada patung Buddha kecil tersebut.
Tindakan ini melambangkan upacara memandikan bayi yang baru lahir, yang mengacu pada legenda kelahiran Buddha Gautama.
Menurut legenda, saat Buddha lahir, turun hujan bunga dan dua naga menyemprotkan air suci untuk memandikannya.
Makna Spiritual Hana-matsuri tidak hanya menjadi momen untuk merayakan kelahiran Buddha, tetapi juga sebagai waktu refleksi spiritual bagi umat Buddha.
Melalui ritual memandikan patung Buddha kecil, umat mengingat pentingnya kesucian, awal yang baru, dan penghargaan terhadap kehidupan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: