Setelah Kecelakaan Helikopter Presiden Iran, Harga Minyak Naik di Awal Perdagangan Hari Ini

Setelah Kecelakaan Helikopter Presiden Iran, Harga Minyak Naik di Awal Perdagangan Hari Ini

Istimewa/internet--

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Pada awal perdagangan hari ini, harga minyak mengalami kenaikan yang cukup signifikan, seiring dengan kecelakaan tragis yang melibatkan helikopter yang membawa Presiden Iran, Ebrahim Raisi.

Kecelakaan tersebut terjadi saat helikopter tersebut melintasi daerah pegunungan yang berkabut tebal pada sore waktu setempat, meninggalkan kepastian atas nasib Presiden Raisi dan Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian.

Menurut data dari Refinitiv pada Senin (20/5/2024) pukul 09.38 WIB, harga acuan minyak mentah Brent naik sebesar 0,3% menjadi US$84,24 per barel, sementara minyak West Texas Intermediate (WTI) juga mengalami kenaikan sebesar 0,2% menjadi US$80,21 per barel.

Meskipun terdapat ketidakpastian terkait nasib Presiden Iran dan Menteri Luar Negerinya, harga minyak hanya mengalami kenaikan yang sedikit.

BACA JUGA:Gugurnya Presiden Iran dan Kisah Wali Songo Versi Jawa

Hal ini menunjukkan bahwa pasar minyak masih terikat pada kisaran tertentu, dan tanpa adanya katalis baru, diperlukan kejelasan seputar kebijakan produksi OPEC+ untuk mengubah tren tersebut.

Menurut Warren Patterson, kepala strategi komoditas di ING, pasar juga tampaknya semakin kebal terhadap perkembangan geopolitik, mungkin karena besar kapasitas cadangan yang dimiliki oleh OPEC.

Di sisi lain, pemerintah AS telah memanfaatkan penurunan harga minyak baru-baru ini dengan membeli 3,3 juta barel minyak dengan harga US$79,38 per barel untuk mengisi kembali Cadangan Minyak Strategis setelah penjualan besar-besaran dari persediaan tersebut pada 2022.

Selain itu, inflasi yang mereda di AS juga meningkatkan ekspektasi penurunan suku bunga, yang dapat menurunkan nilai dolar dan membuat harga minyak lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

BACA JUGA:Kecelakaan Helikopter Presiden Iran: Upaya Penyelamatan dan Potensi Dampak Politik

Secara teknikal, menurut analis pasar Reuters untuk komoditas dan teknikal energi, Wang Tao, harga minyak Brent berpotensi menguji area resisten US$84,31 hingga US$84,40 per barel.

Penembusan di atasnya dapat menyebabkan kenaikan ke kisaran US$84,95 hingga US$85,88.

Support terdekat berada di US$83.89, dengan potensi breakdown harga turun ke kisaran US$82.51 hingga US$83.44 per barel.

Dengan adanya faktor-faktor tersebut, pasar minyak tetap menjadi sorotan utama bagi pelaku pasar global, dengan harapan akan adanya kejelasan seputar kebijakan produksi OPEC+ dan perkembangan geopolitik yang dapat mempengaruhi harga minyak di masa depan. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: