Mengungkap Mitos Tidak Banyak Mengeluh: Kepercayaan di Balik Pendakian Gunung Rinjani

Mengungkap Mitos Tidak Banyak Mengeluh: Kepercayaan di Balik Pendakian Gunung Rinjani

Istimewa/internet--

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Pendakian Gunung Rinjani, salah satu destinasi favorit para pecinta alam dan petualang, tidak hanya menawarkan pemandangan alam yang memukau tetapi juga menyimpan sejumlah mitos dan kepercayaan lokal yang menarik.

Salah satu mitos yang paling menonjol adalah tentang pentingnya untuk tidak banyak mengeluh selama perjalanan menuju puncak gunung.

Meskipun terdengar sebagai larangan yang tidak biasa bagi sebagian orang, mitos ini memperoleh tempat istimewa dalam budaya pendakian di Gunung Rinjani.

Para pendaki sering kali diberitahu untuk menahan diri dari mengeluh, bahkan dalam kondisi sulit sekalipun.

BACA JUGA:Kebakaran Hebat Melanda Tanjung Agung, Tiga Rumah Hangus dan Kerugian Capai Setengah Miliar Rupiah

Lalu, mengapa ada kepercayaan bahwa keluhan bisa mengganggu keseimbangan gunung?

Salah satu penjelasan yang mungkin adalah bahwa Gunung Rinjani dianggap sebagai tempat suci oleh masyarakat Sasak, suku yang mendiami daerah sekitar gunung ini.

Kepercayaan spiritual dan adat istiadat lokal memainkan peran besar dalam cara orang melihat dan berinteraksi dengan alam di sekitar mereka.

Dalam pandangan ini, mengeluh dianggap sebagai tindakan yang tidak sopan dan dapat mengganggu keharmonisan alam.

BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Tersembunyi: Eksekusi Mati dan Tiang Pancang di Alun-Alun Kasepuhan

Selain aspek spiritual, ada juga penjelasan ilmiah yang mungkin terkait dengan mitos ini.

Pendakian Gunung Rinjani memang memiliki tantangan yang besar, seperti medan yang berat dan cuaca yang berubah-ubah.

Dalam situasi seperti itu, ketenangan dan fokus dapat menjadi kunci keselamatan dan kesuksesan.

Mengeluh bisa mengganggu konsentrasi dan menurunkan semangat, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi keputusan dan perilaku pendaki.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: