Perbedaan Penetapan Awal Ramadhan 2024: Imbauan Kemenag dan Kriteria PBNU serta Muhammadiyah

Perbedaan Penetapan Awal Ramadhan 2024: Imbauan Kemenag dan Kriteria PBNU serta Muhammadiyah

Perbedaan Penetapan Awal Ramadhan 2024: Imbauan Kemenag dan Kriteria PBNU serta Muhammadiyah-ist/net-

Perbedaan Penetapan Awal Ramadhan 2024: Imbauan Kemenag dan Kriteria PBNU serta Muhammadiyah

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY,ID - Kementerian Agama (Kemenag) mengumumkan hasil sidang isbat penetapan 1 Ramadhan 1445 H. Awal Ramadhan jatuh pada, Selasa 12 Maret 2024.

Imbauan Kemenag tentang Perbedaan Penetapan 1 Ramadhan 2024

Penetapan awal Ramadhan di Indonesia berpotensi mengalami perbedaan, antara pemerintah dan sejumlah organisasi Islam.

Untuk itu, Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas menerbitkan Surat Edaran No 1 Tahun 2024 tentang Panduan Penyelenggaraan Ibadah Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah/2024 Masehi.

BACA JUGA:Bacaan Bilal Tarawih 20 Rakaat: Panduan Lengkap untuk Umat Muslim

Berikut poin-poin yang menjadi imbauan dalam SE tersebut:

Umat Islam diimbau untuk tetap menjaga ukhuwah islamiyah dan toleransi dalam menyikapi potensi perbedaan penetapan 1 Ramadhan 1445 Hijriah/2024 Masehi.

Umat Islam melaksanakan ibadah Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri sesuai dengan syariat Islam dan menjunjung tinggi nilai toleransi.

Umat Islam dianjurkan untuk mengisi dan meningkatkan syiar pada bulan Ramadhan dengan tetap mempedomani Surat Edaran Menteri Agama Nomor 05 Tahun 2022 tentang Pedoman Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan Musala.

BACA JUGA:Meraih Keberkahan Bulan Ramadhan: 11 Keutamaan Sholat Tarawih yang Membawa Manfaat Luar Biasa

Umat Islam diimbau untuk melaksanakan berbagai kegiatan di masjid, musala, dan tempat lain dalam rangka syiar Ramadhan dan menyampaikan pesan-pesan taqwa serta mempererat persaudaraan sesama anak bangsa.

Takbiran Idul Fitri dilaksanakan di masjid, musala, dan tempat lain dengan ketentuan mengikuti Surat Edaran Menteri Agama Nomor 05 Tahun 2022 tentang Pedoman Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan Musala.

Takbir keliling dilakukan mengikuti ketentuan pemerintah setempat dan aparat keamanan dengan tetap menjaga ketertiban, menjunjung nilai-nilai toleransi, dan menjaga ukhuwah islamiyah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: