Merantau untuk Hidup, Migrasi Orang Madura dan Transformasi Pekerjaan di Jawa Timur

Merantau untuk Hidup, Migrasi Orang Madura dan Transformasi Pekerjaan di Jawa Timur

Merantau untuk Hidup, Migrasi Orang Madura dan Transformasi Pekerjaan di Jawa Timur.--

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Madura, dengan ibu kota Pamekasan, menghadapi tantangan unik yang memunculkan karakter kerja keras pada masyarakatnya.

Faktor utama yang mendorong semangat bekerja keras adalah keterbatasan sumber daya alam di pulau Madura.

Keterbatasan sumber daya alam, terutama di tegalan yang meliputi wilayah Pamekasan, Bangkalan, Sumenep, dan Sampang, membuat masyarakat Madura terpacu untuk bekerja lebih keras.

BACA JUGA:Rahasia Sukses Orang Madura di Perantauan, Ini Sebagai Kunci Utamanya!

Tegalan, sebagai sumber penghasilan utama, bergantung pada curah hujan, memiliki produktivitas varietas rendah, dan berisiko gagal panen.

Faktor musim yang tidak dapat diprediksi membuat tegalan dianggap tidak produktif.

Dalam menghadapi kenyataan ini, masyarakat Madura memilih untuk merantau ke luar pulau guna mencari keberuntungan.

Pada tahun 1806, terjadi gelombang migrasi orang Madura yang membangun rumah di desa-desa kabupaten Jawa Timur.

BACA JUGA:Misteri di Jalan Raya Semarang-Demak: Penampakan dan Peristiwa Aneh

Alasan utama pemilihan Jawa Timur adalah terbukanya lapangan pekerjaan di sektor perkebunan.

Orang Madura tidak hanya bekerja sebagai buruh perkebunan, tetapi juga sebagai pedagang dan kuli harian.

Data tahun 2021 menunjukkan bahwa pulau Madura masuk dalam kategori wilayah termiskin di Jawa Timur, dengan tingkat kemiskinan mencapai di atas 20 persen.

BACA JUGA:Tanah, Kehormatan, dan Carok: Membahas Akar Budaya Madura yang Kaya

Melihat situasi yang memprihatinkan ini, pemerintah memberikan perhatian khusus dengan mengalokasikan bantuan dana sebesar Rp 8,3 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: