Membuka Lembaran Sejarah, Pemkab Muara Enim Wujudkan Program Pendidikan Aksara Ulu
Membuka Lembaran Sejarah, Pemkab Muara Enim Wujudkan Program Pendidikan Aksara Ulu. Foto: dok/ist.--
"Pertama membantu masyarakat untuk dapat menulis dan memahami aksara ulu yang ditulis pada naskah kuno, yang telah dipegang oleh bapak-bapak ataupun ibu-ibu yang hadir di sini. Dan menjadikan sumber informasi dari kepentingan penelitian pengkajian dan lainnya, yang di bidang akademik. Kemudian mampu meningkatkan kecintaan terhadap kekayaan budaya daerah dan untuk mengerti sejarah daerah Kabupaten Muara Enim," ujarnya.
BACA JUGA:Penangkapan Anggota Bawaslu Medan oleh Polda Sumut, 4 Fakta, Ada Dugaan Pemerasan Caleg
Lebih lanjut dikatakannya, tumbuh semangat dan motivasi masyarakat dalam mengembangkan kemampuan membaca dan mengelola suatu naskah drama, untuk memenuhi kebutuhan informasi perpustakaan, sesuai perkembangan teknologi informasi.
"Kedepannya huruf aksara ulu atau naskah kuno akan dijadikan mata pelajaran muatan lokal sehingga nantinya akan lahir penggiat muda aksara ulu," harapnya.
Di tempat terpisah, Nyimas Umi Kalsum, menjelaskan bahwa aksara ulu tersebut hasil peningalan leluhur dan masyarakat masih menyimpan karena warisan.
BACA JUGA:Gardu Induk di Empat Lawang Beroperasi Januari 2024: Solusi Terhadap Kendala Pasokan Listrik
Awalnya, kata Umi, aksara ini di sakralkan karena tidak bisa membaca atau mengartikannya maksud dari warisan leluhur, sehingga para akademisi menggali informasi dan melihat di perpustakaan nasional bahwa aksara ulu merupakan peninggalan Sumsel.
"Ternyata masyarakat tidak bisa membaca aksara ulu ini, tapi ada yang bisa membaca namun tidak mengerti maksud artinya," jelas Umi.
Oleh karena itu, sambung Umi, Tujuan Pemerintah Kabupaten Muara Enim melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, bagaimana aksara ulu ini bisa dipelajari masyarakat Muara Enim.
BACA JUGA:Lapas Kelas IIB Empat Lawang Gelar Latihan Menembak Peningkatan Kemampuan dan Sinergi Petugas
"Kita kenalkan pengetahuan lokal tentang naskah kuno dari leluhur yang tertuang di media kulit kayu, rotan dan kulit. Biasanya yang disampaikan adalah menyampaikan informasi atau pengetahuan kehidupan sehari-hati seperti farmasi (Obat-obatan), mantra, kerukunan suami istri, tapal batas letak geografis wilayah, silsilah keluarga dan lain-lain," jelasnya. (Pad)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: