Kisah Tentang Kota Saranjana, Kota Gaib di Kalimantan Selatan

Kisah Tentang Kota Saranjana, Kota Gaib di Kalimantan Selatan

Ilustrasi Kota Gaib--

BACA JUGA:Mengerikan! Mengungkap Tabir Misteri Pantai Selatan dan Nyi Rorokidul, Ada Apa?

Salah satu peta berjudul "Kaart van de Kust-en Binnenlanden van Banjermassing behoorende tot de Reize in het zuidelijke gedeelte van Borneo" yang dibuat pada tahun 1845 oleh naturalis Jerman bernama Salomon Muller mencantumkan wilayah bernama Tandjong Sarandjana, terletak di selatan Pulau Laut.

Nama Saranjana juga muncul dalam kamus Belanda berjudul "Aardrijkskundig en Statistisch Woordenboek van Nederlandsch Indie" karya Pieter Johannes Veth (1869). 

Dalam kamus ini, Veth menyebutkan Sarandjana sebagai tanjung di sisi selatan Pulau Laut yang terletak di bagian tenggara Kalimantan.

Mitos seputar Kota Saranjana menjadi semakin menarik karena dipercayai bahwa kota ini memiliki peradaban yang sangat maju dan modern. 

BACA JUGA:Mitos Peri Gunung Raung, Mahluk Cantik yang Menggoda Para Pendaki Pria

Kota ini memiliki segala yang dapat dibayangkan, mulai dari jalanan lebar, gedung-gedung megah bertingkat, hingga transportasi canggih seperti mobil terbang. 

Kota ini bahkan disebut mengalahkan kota-kota besar lainnya, termasuk yang ada di Indonesia.

Kota Saranjana juga dikelilingi oleh benteng pertahanan yang besar, tebal, dan tinggi, serta dijaga oleh tentara kota. 

Buah-buah di sana tumbuh dengan ukuran yang luar biasa besar, tetapi ukurannya akan menyusut jika dibawa ke dunia manusia. Selain itu, perbedaan waktu antara Kota Saranjana dan dunia manusia mencolok, di mana satu hari di sana setara dengan satu minggu di dunia manusia.

BACA JUGA:Kisah Legetang, Dusun di Dieng yang Hilang dalam Semalam, 450 Jiwa Tertimbun, Memilukan!

Meskipun Kota Saranjana menakjubkan, ia juga terkenal angker. 

Ada cerita tentang orang-orang yang tiba-tiba hilang setelah memasuki kota ini, seperti seorang yang dijadikan imam di sana. 

Ada juga cerita tentang seorang nelayan yang hilang di tengah laut dan diselamatkan oleh warga Saranjana, hidup bahagia di kota tersebut. 

Pua Leba, yang bisa keluar masuk Saranjana, memberi nasihat agar tidak makan atau minum di sana karena itu bisa membuat seseorang sulit kembali ke dunia nyata.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: