Tentang Gunung Raung, Misteri dan Lokasi Tersembunyi Ritual Pesugihan di Pohon Pondok Mayit

Mereka terkejut, dan ketika melihat lebih dekat, mereka menemukan bahwa pohon-pohon di sekitar mereka dipenuhi mayat manusia yang digantung.

Mereka melihat sosok gelap dan besar yang sedang menggantung mayat-mayat tersebut.

Keempat remaja itu sangat ketakutan, dan ketika mereka mencoba kembali ke tenda, salah satu dari mereka tersandung dan terjatuh di atas mayat seorang anak kecil yang belum lama meninggal.

BACA JUGA:Jejak Kelam Klub 27, Mitos dan Fakta di Balik Kematian Musisi Terkenal

Malam itu penuh dengan suara-suara aneh, jeritan, dan tangisan. Mereka merasa diawasi oleh sosok-sosok misterius yang mondar-mandir di sekitar tenda.

Namun, ketika matahari terbit, semua kejadian mistis itu tiba-tiba menghilang.

Ketika mereka akhirnya berbicara tentang pengalaman mereka, mereka menyadari bahwa mereka semua bermimpi tentang seorang bocah berperut buncit dengan rambut dicukur cepak yang merasa ditinggalkan oleh keluarganya dan dibuang ke jurang.

BACA JUGA:Kapal Ho Tsai Fa No 18 di Pantai Padang-Padang Bali, Masih Misterius, Jadi Tempat Wisata

Setelah pertukaran cerita tersebut, mereka menyadari bahwa tempat di mana mereka mendirikan tenda adalah lokasi terlarang yang digunakan untuk pesugihan dengan menumbalkan nyawa manusia.

Mayat-mayat yang mereka lihat di pohon pada malam itu diyakini sebagai korban pesugihan.

Konon, jiwa korban pesugihan harus bertahan di lokasi tersebut hingga mencapai 1000 hari sebelum tubuh mereka digantikan oleh mayat kera dan babi hutan oleh jin.

BACA JUGA:10 Kisah Cinta Tragis yang Menjadi Legenda Sejati

Ini membuat jiwa mereka meronta karena terjebak di tempat yang mengerikan tersebut.

Di lokasi tersebut, mereka juga menemukan sebuah batu berlumut dengan tulisan "Cokro Suseno 1903," tetapi makna sebenarnya dan siapa Cokro Suseno serta apa yang terjadi pada tahun 1903 di Gunung Raung masih menjadi misteri yang belum terpecahkan.(*).

 

Sumber: