Kutukan Sang Penulis Romeo dan Juliet, Misteri Tersembunyi Penulis Terbesar Inggris

Kutukan Sang Penulis Romeo dan Juliet, Misteri Tersembunyi Penulis Terbesar Inggris

Misteri kuburan William Shakespeare.-Istimewa/Internet.-

Kutukan Sang Penulis Romeo dan Juliet, Misteri Tersembunyi Penulis Terbesar Inggris

LONDON, RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - William Shakespeare, salah satu sastrawan terbesar Inggris sepanjang masa, tak hanya dikenal karena karyanya yang fenomenal tetapi juga karena misteri yang mengelilingi kutukan yang ia tinggalkan untuk melindungi dirinya setelah kematiannya.

Shakespeare lahir pada tanggal 26 April 1564 di Stratford upon Avon, Warwickshire, Inggris, dan meninggal pada tanggal 23 April 1616, tepat sehari sebelum ulang tahunnya yang ke-52. 

Selama hidupnya, ia menulis sekitar 38 sandiwara termasuk tragedi, komedi, dan sejarah, serta 154 soneta, 2 puisi naratif, dan berbagai karya lainnya. 

BACA JUGA:Kisah Cinta Selain Romeo dan Juliet, Kisah Cinta Abadi Berakhir Tragis yang Menjadi Legenda Sepanjang Masa

Karya-karya ini telah diterjemahkan ke dalam hampir semua bahasa di dunia dan dipentaskan di panggung lebih banyak daripada penulis sandiwara lainnya.

Namun, apa yang membuat Shakespeare begitu istimewa adalah kutukan yang ia tuliskan untuk melindungi kuburannya setelah kematiannya. 

Pada masa itu, penggalian kubur orang mati adalah hal yang umum, baik untuk keperluan keagamaan maupun penelitian. 

Makam yang ditemukan seringkali digali ulang untuk memberi tempat bagi kuburan lain atau digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk sebagai pupuk.

BACA JUGA:Daftar Tragedi Asmara, Cek Kisah Cinta Tragis di Indonesia Nomor 9 dan 10!

Shakespeare, yang sangat khawatir dengan nasib makamnya, meminta agar kutukan ini diukir di batu nisannya yang terletak di Holy Trinity Church, Stratford upon Avon. 

Kutukan ini berbunyi, "Good frend for Jesus sake forebeare, To digg the dust encloased heare; Bleste be the man that spares thes stones, And curst be he that moves my bones," yang berarti, "Sahabat yang baik, demi Yesus, berhentilah menggali debu yang terkubur di sini; Diberkati orang yang tidak mengganggu batu-batu ini, dan terkutuklah orang yang mengganggu tulang-tulangku."

Dr. Philip Schwyzer, seorang dosen senior di Exeter University, menjelaskan bahwa Shakespeare memiliki obsesi yang tak biasa dengan pemakaman dan kekhawatiran akan penggalian kuburannya. 

Kutukan yang keras ini, yang memperingatkan tentang kutukan bagi siapa pun yang mencoba mengganggu makamnya, seolah-olah telah berfungsi sebagai perlindungan terhadap penggalian kubur yang biasa terjadi pada masa itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: