Duel Maut di Jembatan Ponton: Tragedi Berdarah di Desa Padang Tepong

Duel Maut di Jembatan Ponton: Tragedi Berdarah di Desa Padang Tepong

Ilustrasi--

EMPATLAWANG, RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Satreskrim Polres Empat Lawang baru-baru ini menggelar rekonstruksi dramatis terkait peristiwa duel maut yang menewaskan seorang pemuda di atas Jembatan Ponton, Desa Padang Tepong, Kecamatan Ulu Musi, pada 24 Juli lalu.

Dalam peristiwa itu, Deni (26) dianggap sebagai tersangka utama dalam kasus tersebut, dengan korban bernama Dodi (18) yang menjadi pihak yang berpulang akibat cedera fatal. 

Menurut informasi yang dikumpulkan dari reka adegan konstruksi, perselisihan antara keduanya ternyata telah dimulai sembilan hari sebelum peristiwa maut tersebut.

Awalnya, konflik antara Deni dan Dodi dimulai ketika keduanya melakukan tes adu kecepatan sepeda motor di atas Jembatan Ponton. Namun, perkara ini terus memanas hingga berujung pada sebuah duel yang tragis di lokasi yang sama.

BACA JUGA:Mitos Gunting sebagai Penolak Bala bagi Ibu Hamil: Fakta atau Khayalan?

Selain itu, reka adegan konstruksi mengungkapkan bahwa pertikaian itu semakin memanas setelah keduanya bertemu dalam sebuah acara organ tunggal. 

Di sana, korban, Dodi, menantang tersangka, Deni, untuk bertarung di Jembatan Ponton. Dalam pertemuan tersebut, keduanya bahkan menggunakan senjata tajam.

Pemeriksaan lebih lanjut menunjukkan bahwa Deni sempat mengonsumsi minuman keras sebelum pertarungan berdarah terjadi, yang kemungkinan mempengaruhi suasana tegang di antara mereka. 

Reka adegan konstruksi dilakukan dalam dua sesi, dengan total 29 adegan yang dipertunjukkan dalam dua hari berbeda, untuk menggambarkan kronologi lengkap peristiwa tragis ini.

BACA JUGA:Mitos dan Makna di Balik Posisi Rumah Tusuk Sate

Dilaporkan bahwa pada hari Senin, 24 Juli, situasi akhirnya mencapai puncaknya ketika kedua pemuda itu secara tak sengaja bertemu di sebuah pesta pernikahan di Desa Muara Kalangan.

Pertemuan ini memicu cekcok dan saling tantang di antara keduanya, mengarah pada janji untuk bertarung di Jembatan Ponton.

Setelah pertarungan brutal itu terjadi, keduanya terluka parah akibat senjata tajam yang mereka gunakan. Dodi mengalami luka serius di bagian dada dan bahu atas sebelah kiri, sementara Deni mengalami luka pada paha sebelah kiri. 

Keduanya menggunakan senjata tajam berbeda, dengan Deni menggunakan pisau jenis herder.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: