Pancur Mas: Mitos Basis Militer Kerajaan Majapahit di Sumatera

Pancur Mas: Mitos Basis Militer Kerajaan Majapahit di Sumatera

Ilustrasi.--

EMPAT LAWANG, RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Pancur Mas, terletak di desa Pancur Mas, kecamatan Tebing Tinggi, kabupaten Empat Lawang, menyimpan berbagai cerita mitos yang mengelilingi keberadaannya. 

Menurut legenda, Pancur Mas berfungsi sebagai basis militer bagi Kerajaan Majapahit, didirikan untuk melindungi kekuasaan wilayah Kerajaan di daerah Sumatera dan sekitarnya antara tahun 1293 dan 1527 Masehi.

Raden Kuning, diyakini pemimpin dan komandan basis militer di Pancur Mas, memiliki empat komandan, masing-masing dengan markas mereka sendiri yang terletak di empat arah mata angin. 

BACA JUGA:Petualangan Gaib di Dasar Air: Misteri Dokter Cantik Menyaksikan Keagungan dan Kemewahan Istana Kerajaan Gaib

Para komandan ini, dikenal sebagai Raden Cilik, Ra Pati Sedaan, Raden Dundangan, dan Raden Fattah, bertanggung jawab atas pengamanan komando militer pusat di Pancur Mas.

Setiap markas yang dikendalikan oleh Raden Kuning memiliki sumur yang dipercayai langsung terhubung dengan sumur pusat di Pancur Mas.

Menurut mitos lokal, sumur-sumur ini memiliki hubungan langsung dengan Samudra Hindia, sehingga air asin dan pasir dari laut ada dalam sumur-sumur tersebut.

BACA JUGA:Petualangan Gaib di Dasar Air: Kisah Mistis Dokter Cantik yang Mengungkap Dunia Tersembunyi

Raden Kumbang: Penjaga yang Tegar:

Tokoh lain yang menonjol dalam pertahanan Pancur Mas adalah Raden Kumbang, dikenal karena ketegasan dan kebrutalannya dalam menjaga basis militer tersebut.

Tugas Raden Kumbang adalah melakukan patroli rutin di daerah sekitarnya untuk memastikan keamanan komando pusat di Pancur Mas.

Raden Kumbang diyakini memiliki pasukan setia makhluk supernatural, disebut sebagai goib. 

BACA JUGA:5 Fakta Tentang Misteri Kota Saranjana: Legenda Kota Tak Kasat Mata di Pulau Kalimantan

Makhluk-makhluk ini digambarkan sebagai Genderuwo, makhluk humanoid dengan tubuh besar dan berotot, kulit merah-hitam, dan rambut tebal yang menutupi seluruh tubuh mereka. Mereka dikenal sebagai Dogok atau Duguk dalam masyarakat lokal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: