BASINDO! Tradisi Bertemu Gadis Pujaan di Kebun Belakang Desa, Dapat Pinjaman Kain Jadi Penanda

BASINDO! Tradisi Bertemu Gadis Pujaan di Kebun Belakang Desa, Dapat Pinjaman Kain Jadi Penanda

Ilustrasi.--

MUSIRAWAS, RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau, menyimpan kekayaan budaya yang melimpah. 

Setiap daerah memiliki keunikan dan keistimewaan tersendiri dalam tradisi, seni, dan kebudayaan. Salah satu daerah yang kaya akan budaya yang memesona adalah Kabupaten Musi Rawas di Provinsi Sumatera Selatan.

Di sini, terdapat budaya Basindo Bujang Gadis Musi Rawas, yang menjadi salah satu aset berharga bagi warisan budaya Nusantara.

BACA JUGA:ASIK NIH! di Musirawas Ada Tradisi Ningku

Asal Usul Budaya Basindo Bujang Gadis Musi Rawas

Dari sumber yang kami dapat Budaya Basindo Bujang Gadis Musi Rawas merupakan perpaduan dari beberapa budaya yang melebur dalam harmoni. Basindo adalah singkatan dari Bahasa Siak dan Melayu Indragiri, dua bahasa yang berasal dari wilayah Riau dan Sumatera Selatan. 

Namun artinya sangat berbeda jika di implementasikan dalam kegiatan basindo didesa-desa di Musi Rawas.

BACA JUGA:Kebakaran di Gandus Palembang Jam 10 Pagi, Diduga dari Api Kompor Ditinggal Pemiliknya

Basindo budaya asli yang artinya acara bujang gadis, dimana bujang mengajukan permintaan ngobrol (rojong) kepada salah seorang gadis incarannya. 

Biasanya melalui perantara baik itu bujang yang sudah kenal dan dekat maupun gadis lain yang dipercaya menyampaikan pesan asalkan jangan keluarganya saja karena kedekatan keluarga sedarah itu masih kental dan dipegang. 

Nah, jika permintaan Basindo tadi diterima bujang dan gadis akan melakukan pertemuan bukan di rumah atau taman tapi di kebun belakang desa. Tidak begitu jauh dari desa namun sudah menjadi budaya dan adat Basindo tadi di kebun. 

BACA JUGA:Semangat Luar Biasa Para Perempuan Inspirator dalam Mencegah Stunting

Bukan sesuatu yang penting kadang dibicarakan bujang dan gadis saat Basindo namun sepertinya hanya menekankan bahwa sang bujang dan gadis tadi punya pacar, linjangan (bahasa daerah), tidak jomblo kadang juga hanya jalan sambil memetik buah di kebun.

Namun menariknya itu dilakukan suka sama suka, tidak takut hanya berdua saja di hutan maklum zaman itu baik bujang maupun gadis adabnya baik, pikiran pun tidak kotor. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: