Mengungkap SejarahTradisi Pantauan Bunting di Kabupaten Lahat, Yuk Simak Ini Penjelasanya!

Mengungkap SejarahTradisi Pantauan Bunting di Kabupaten Lahat, Yuk Simak Ini Penjelasanya!

Ilustrasi--

Uniknya pada tradisi Pantauan tersebut biasanya pengantin dilarang lewat di bawah “Kemuhu”, yaitu bambu yang biasa dipakai untuk menjemur baju. 

Menurut kepercayaan masyarakat setempat hal tersebut akan membuat rumah tangga yang terjalin nantinya akan kurang harmonis.

BACA JUGA:6 Tumbal Pesugihan Paling Ngeri, Fatal Bisa Berakibat Nyawa Jadi Taruhan

Setelah melakukan adat ini biasanya pengantin beserta rombongan akan mandi di sungai, hal ini dilakukan sebagai healing setelah lelahnya berkeliling kampung, kemudian dilanjutkan dengan acara akad nikah bagi pengantin yang belum melaksanakan akad nikah di pagi hari. 

Ataupun bersiap-siap untuk mengadakan resepsi jika hari “Jadie” dilaksanakan pada malam hari. Namun dijaman sekarang banyak yang lebih memilih melaksanakan hari “jadie” tersebut pada keesokan harinya.

BACA JUGA:Pancur Mas Empat Lawang Markas Militer Penjaga Kekuasaan Raja Majapahit di Pulau Sumatera

Ternyata, Pagar Gunung memiliki sejuta kekayaan, termasuk kekayaan akan tradisi budaya yang sudah mengurat mengakar, dan tetap dilestarikan hingga kini menjadi ciri khas, suku yang ramah, suka bergaul dan menganggap saudara bagi pendatang yang, serta sifat kekeluargaannya masih sangat kental.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: