Tahun 2024, Pemkot Pagaralam Target Stunting di Bawah 10 Persen
KUKUHKAN: Walikota Pagaralam, Alpian Maskoni dikukuhkan sebagai Bapak Asuh Anak Stunting Tingkat Kota Pagaralam, dalam giat rembuk stunting Kota Pagaralam.--
PAGARALAM, RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - "Kita ketahui bersama stunting adalah kondisi gagal tumbuhkembang pada anak Balita akibat gizi kronis, karena kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang, hingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak. Sehingga anak terlalu pendek untuk anak seusianya,”
Kutipan diatas disampaikan Walikota Pagaralam, Alpian Maskoni SH saat membuka giat pertemuan rembuk stunting tingkat Kota, dan Pengukuhan Bapak/Bunda Asuh Stunting Kota Pagaralam, bertempat di Dempo Flowers Hotel Kota Pagaralam, kemarin.
Dan kekurangan gizi ini, kata Kak Pian, terjadi sejak bayi di dalam kandungan. Akan tetapi kondisi stunting baru nampak setelah anak berusia 2 tahun.
BACA JUGA:Benarkah PNS Boleh Berpoligami? Yuk Simak Ini Penjelasan PP yang Lengkap
Penanganan stunting terdiri dari 8 aksi, untuk aksi ketiga yaitu rembuk stunting merupakan satu langkah penting yang harus dilakukan pemerintah untuk memastikan terlaksananya kegiatan intervensi pencegahan dan penurunan stunting yang dilakukan secara bersama-sama antara OPD penanggungjawab, dengan sektor lembaga non pemerintah dan masyarakat.
“Agenda utamanya adalah program kegiatan rembuk stunting yang dilakukan pada tahun berjalan, komitmen pemerintah daerah dengan OPD terkait untuk program atau rembuk stunting yang akan dimuat dalam RKPD Renja OPD tahun berikutnya,” jelasnya.
Ditambahkan Kak Pian, Pagaralam merupakan Kota dengan jumlah stunting paling rendah di 17 Kabupaten/Kota. “Jumlah anak stunting di tahun 2020 masih lumayan tinggi, ada 219 anak. Tahun 2021 turun menjadi 131 anak. Dan alhamdulillah, di tahun 2022 ini menjadi 105 anak. Secara presentase kita berada di 11,5%, sedangkan target Nasional di tahun 2024 adalah di 14%. Hal ini patut kita syukuri. Akan tetapi kerja-kerja untuk penurunan stunting ini harus terus lakukan dengan menargetkan di 2024 berada di bawah 10%,” tegasnya.
BACA JUGA:Tes Calistung Masuk SD Dilarang! Disdik Kota Palembang Wanti-wanti Pihak Sekolah
Kak Pian menjelaskan, bahwa anak-anak stunting ini akan menjadi beban Negara di 25 tahun ke depan. Karena anak stunting secara umumnya itu tingkat kemampuannya nanti di masa produktif akan sangat ketinggalan.
“Sebab itu pemerintah melalui peraturan BKKBN Nomor 12 tahun 2021 tentang rencana aksi Nasional menggunakan pendekatan baru dalam melaksanakan dalam hal pendekatan keluarga stunting, yakni pendekatan intervensi gizi serta pendekatan multi sektor dan multi giat di semua tingkatan pemerintah, serta melibatkan berbagai pemangku kepentingan,” imbuhnya.
Beranjak dari hal tersebut sambung Kak Pian, dirinya mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bersama-sama bergotong-royong dalam mempercepat penurunan prevalensi angka stunting.
BACA JUGA:Begal Bersenjata Api 4 Tahun Jadi Buruan Polres OKU Ditangkap
“Salahsatu bentuk gotong-royong itu ialah dengan menjadi Bapak dan Ibu asuh stunting. Gerakan ini merupakan program bantuan yang diberikan dari donatur sebagai orangtua asuh untuk penanggulangan masalah stunting, melalui kegiatan edukasi pola asuh orangtua anak stunting, serta dukungan dana untuk memenuhi gizi seimbang anak stunting,” harapnya. (Rer)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: