Siswa dan Ortu Sambut PTM Terbatas

Rakyatempatlawang com Berdasarkan Surat Edaran SE dari Dikbud Empat Lawang yang menyatakan bahwa Penerapan Tatap Muka PTM Terbatas untuk sekolah jenjang TK PAUD SD sederajat dan SMP sederajat se Kabupaten Empat Lawang jatuh pada 2 September 2021 Keputusan ini diambil pemerintah daerah berhubungan dengan telah menurunnya penyebaran Covid 19 yang tadinya zona orange menurun menjadi zona kuning Berdasarkan SE Dikbud yang sudah beredar maka sekolah tingkat dasar atau SD di tanggal tersebut melaksanakan tatap muka terbatas Hal ini disampaikan oleh Nani Indahtri selaku Kepala SD N 5 Tebing Tinggi Nani mengatakan seluruh SD di Kecamatan Tebing Tinggi melangsungkan PTM Terbatas pada tanggal 2 September 2021 Ya seluruh SD di Kecamatan Tebing Tinggi mulai PTM Terbatas tanggal 2 September 2021 ujar Nani kepada Rakyat Empat Lawang REL Kabar baik ini tentu disambut bahagia oleh semua pihak baik dari guru orang tua dan siswa Salah satu orang tua Meta mengatakan sangat senang dengan diberlakukannya kembali PTM Terbatas Menurutnya anak anak sudah terlalu lama belajar daring yang mana daring ini tidak efektif untuk anak Selama ini daring tidak efektif karena anak kalau sudah pegang handphone malah kebanyakan main game dibanding belajarnya ujar Meta Sementara itu salah seorang siswi SMA N 1 Tebing Tinggi Rizki Julianti menceritakan isi hatinya kepada wartawan yang sudah sangat rindu dengan suasa sekolah Diakui oleh Rizki belajar secara daring tidak menyenangkan karena cara belajarnya tidak efektif Kadang beberapa siswa termasuk Rizki sendiri mencari jawaban tinggal buka Mbah Google saja Ada beberapa soal yang langsung ada jawaban di Google Cara belejar seperti itu menurut Rizki sama saja dengan membohongi diri sendiri Kalau ditanya guru paham apa tidak jawabnya paham Padahal ada juga yang tidak paham curhatnya Karena sekolah sudah menerapkan tatap terbatas lanjut Rizki ia merasa sangat senang Walapun di sekolah sistemnya ganjil genap itu lebih bagus daripada daring Kalau kurang paham bisa langsung nanya dengan guru tutur Rizki Ian

Sumber: