Ini Penyebab Pupuk Non Subsidi Kurang Diminati Pembeli

Ini Penyebab Pupuk Non Subsidi Kurang Diminati Pembeli

RAKYATEMPATLAWANG SUMEKS CO Kenaikan harga pupuk non subsidi sejak beberapa bulan terakhir juga sangat terasa di Kota Pagaralam yang juga dikenal sebagai sentra pertanian di Sumatera Selatan Bagaimana tidak kenaikan yang tidak biasa ini berdampak pada minat beli petani di sejumlah tokoh tani maupun pengecer Seperti halnya diungkapkan Jupri salah seorang pemilik Toko Imam Tani di kawasan Pasar Terminal Kota Pagaralam kenaikan harga jual berbagai jenis pupuk non subsidi mencapai 50 persen dari harga biasa Jupri merincikan jika sebelumnya harga Urea hanya Rp5 000 Kg sekarang seharga Rp11 000 Kg sementara satu karungnya dengan berat 50 Kg seharga Rp280 000 Kg kini menjadi Rp530 000 zak Untuk pupuk jenis NPK Mutiara sebelumnya seharga Rp10 000 Kg kini menjadi Rp13 000 Kg sementara harga satu sak yang sebelumnya Rp425 000 kini menjadi Rp630 000 zak Sedangkan pupuk KCL yang sebelumnya seharga Rp7 000 kini menjadi Rp12 000 Kg dan harga satu zaknya dari Rp300 000 kini menjadi Rp580 000 zak Kemudian pupuk merek TSP sebelumnya seharga Rp6 000 kini menjadi Rp10 000 Kg dan untuk satu zaknya sebelumnya Rp300 000 kini mencapai Rp430 000 zak Kenaikan ini sudah terjadi kurang lebih 3 4 bulan terakhir dan kita tidak tahu penyebabnya ungkapnya Ditambahkan Jupri dengan kenaikan ini otomatis tingkat penjualan atau daya beli petani ikut berkurang karena petani lebih irit atau hanya beli dengan jumlah yang sedikit Ya mungkin petani terutama petani sayur tidak mau rugi dengan modal yang dikeluarkan Karena harga sayur kadang mengalami naik turun jadi mereka pun beli seperlunya saja ucapnya Menyikapi kondisi demikian Kasi Ketersediaan Pupuk dan Pestisida Dinas Pertanian Kota Pagaralam Juviter mengungkapkan pihaknya tak menampik ada kenaikan yang cukup signifikan terhadap harga jual pupuk non subsidi di tingkat pengecer yang menurutnya berdasarkan informasi di lapangan disebabkan bahan baku impor juga naik Namun meskipun harganya naik tidak ada kelangkaan terhadap barang pupuk itu sendiri karena mereka penjual pun juga tidak mau rugi hanya saja tingkat pembeliannya yang berkurang katanya Dirinya pun mengatakan hingga saat ini hampir tidak ada gejolak akibat kenaikan harga pupuk non subsidi seperti barangya yang tidak ada atau para petani sampai berburu pupuk non subsidi Namun kalau berkurangnya minta beli itu adalah hal yang wajar karena harganya yang mahal tersebut terang Juviter Juviter menyebut meskipun Pagaralam merupakan sentra pertanian dan kebanyakan juga yang bergantung dengan tanaman sayuran namun secara kultur tanah belum terlalu bergantung dengan pupuk untuk menyuburkan tanaman Dan sebagai solusi pemerintah lebih mengarahkan petani untuk menggunakan pupuk organik atau pupuk subsidi Namun untuk mendapatkan pupuk subsidi juga tidaklah mudah karena harus ada kelompok terlebih dulu yang nantinya ada semacam pengajuan untuk penggunaan pupuk subsidi Jadi tidak sembarangan juga bisa mendapatkan pupuk subsidi tersebut pungkasnya Rer

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: