RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID – Sekitar 80 persen biji kopi robusta dari Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan, dikirim langsung ke Provinsi Lampung setelah dibeli oleh para tauke dari petani lokal.
Hal ini menyebabkan hilirisasi dan produksi kopi bubuk lokal di daerah tersebut masih sangat terbatas.
Kepala Dinas Pertanian Empat Lawang, Hendra Lezi, melalui Kepala Bidang Perkebunan, Robinson, menjelaskan bahwa sistem pengolahan kopi di wilayahnya masih berskala kecil.
“Hilirisasi kopi di Empat Lawang masih berskala kecil. Sekitar 80 persen kopi kita langsung dijual dalam bentuk biji ke Lampung,” ungkap Robinson.
BACA JUGA:Dukung Program Ketahanan Pangan Lapas Empat lawang Gelar Panen Raya Ikan Nila
Menurutnya, minimnya pengolahan lokal menyebabkan ketersediaan kopi bubuk di Empat Lawang belum mampu mencukupi kebutuhan daerah sendiri.
“Pemenuhan kopi bubuk lokal di Empat Lawang masih rendah, karena banyak green bean yang dikirim ke Lampung,” tambahnya.
Lebih lanjut, Robinson menyebut bahwa biji kopi yang dijual ke Lampung umumnya berasal dari sistem panen petik pelangi, bukan petik merah yang dianggap menghasilkan kualitas lebih baik.
“Belum banyak petani di Empat Lawang, yang menerapkan sistem petik merah,” jelasnya.
BACA JUGA:Wamen PKP Fahri Hamzah Bawa Visi Rumah Murah Presiden Prabowo ke Palembang
Sebagai informasi, Kabupaten Empat Lawang merupakan salah satu dari enam daerah penghasil biji kopi terbesar di Provinsi Sumatera Selatan.
Perkebunan kopi di wilayah ini tersebar di 10 kecamatan dengan total luas mencapai lebih dari 52.000 hektare.
Pemerintah daerah pun didorong untuk meningkatkan hilirisasi dan edukasi kepada petani agar produksi kopi bubuk lokal dapat ditingkatkan serta nilai tambah dari sektor perkebunan kopi bisa dirasakan lebih besar oleh masyarakat setempat.