“Dengan kurikulum ini, generasi muda akan lebih siap menghadapi krisis pangan dan memahami cara memanfaatkan sumber pangan lokal saat pasokan pangan utama sulit dijangkau,” ujar Awaluddin.
Jika uji coba berhasil, lebih dari 1.000 SMA/SMK di Sumsel akan mengadopsi kurikulum ini.
Regulasi pendukungnya tengah diproses melalui Peraturan Gubernur (Pergub) Sumsel dan implementasinya direncanakan dimulai pada Februari 2025.
Sebelum itu, para guru telah mendapatkan pelatihan intensif untuk memastikan keberhasilan program.
BACA JUGA: Warga Tanjung Makmur Bersama Lurah Gotong Royong Bersihkan Sampah di Sungai Musi
BACA JUGA: Kasus Gantung Diri di Prabumulih: Seorang Pria Ditemukan Tewas di Tempat Usaha
“Sumsel kaya akan menjadi sumber daya pangan lokal. Dengan edukasi yang tepat, ketahanan pangan bisa lebih terjamin,” tambah Andre.
Program inovatif ini diharapkan tidak hanya memperkuat ketahanan pangan, tetapi juga menjadi solusi jangka panjang untuk menghadapi perubahan iklim, sekaligus memberikan inspirasi bagi daerah lain untuk mengembangkan inisiatif serupa.