RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Sebuah studi mengejutkan dari Eropa mengungkapkan kaitan antara obat hipertensi yang banyak digunakan, nifedipine, dengan peningkatan risiko henti jantung mendadak.
Kondisi ini, di mana jantung tiba-tiba berhenti memompa darah, sering kali berujung fatal jika tidak segera ditangani.
Penelitian yang dilakukan di Amsterdam ini menganalisis data dari 2.503 pasien yang mengalami henti jantung mendadak dan membandingkannya dengan 10.543 individu sehat.
Hasilnya, pasien yang mengonsumsi dosis tinggi nifedipine (60 mg per hari) memiliki risiko lebih tinggi mengalami henti jantung mendadak dibandingkan mereka yang tidak mengonsumsi obat ini.
BACA JUGA:Enzim Pencernaan, Rahasia Tubuh Sehat yang Jarang Diketahui!
BACA JUGA:Bahaya Mengintai! Pola Tidur Tidak Teratur Tingkatkan Risiko Serangan Jantung
Sebaliknya, obat serupa bernama amlodipine tidak menunjukkan risiko yang sama.
Untuk memperkuat temuan ini, peneliti juga meninjau data dari Denmark, mencakup 8.101 pasien dan 40.505 individu sehat.
Hasilnya konsisten: dosis tinggi nifedipine terkait dengan peningkatan risiko henti jantung.
Fakta ini mengejutkan mengingat nifedipine telah digunakan secara luas selama puluhan tahun tanpa kekhawatiran keamanan yang signifikan.
BACA JUGA:Rahasia Kesehatan Usus dan Imunitas, Mengapa Susu Jadi Pilihan Terbaik?
BACA JUGA:Kimchi, Rahasia Tradisional Korea untuk Usus Sehat, Awet Muda, dan Berat Badan Ideal
Henti jantung mendadak menjadi salah satu penyebab utama kematian, bertanggung jawab atas separuh dari seluruh kematian terkait jantung di Eropa dan satu dari lima kematian alami.
Kondisi ini dapat terjadi tanpa gejala, meski beberapa orang mungkin mengalami tanda-tanda seperti nyeri dada, sesak napas, atau mual sebelumnya.
Setelah jantung berhenti, penderita kehilangan kesadaran dan berhenti bernapas, memerlukan tindakan darurat seperti CPR atau penggunaan defibrillator untuk menyelamatkan nyawa.