Beberapa langkah yang disarankan meliputi membatasi jumlah data yang dibagikan secara online, menggunakan peramban yang aman, serta memanfaatkan VPN untuk menyembunyikan lokasi dan aktivitas daring.
BACA JUGA:Quick Share, Fitur Baru Transfer File Menggunakan Data Seluler
BACA JUGA:Waspada! MacBook Pro M4 Belum Rilis, Penipuan Sudah Berkeliaran
Selain itu, menjaga kebersihan digital seperti tidak sembarangan membagikan informasi sensitif juga menjadi kunci dalam mencegah kebocoran data.
Perkembangan Teknologi dan Kekhawatiran Privasi
Para data broker tidak tinggal diam dalam menghadapi perkembangan teknologi.
Dengan memanfaatkan kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI), mereka mampu mengoptimalkan pengolahan data dan memperdalam analisis mereka.
BACA JUGA:Samsung Galaxy Z Flip 6, Seistimewa Apa di Bulan Oktober Ini?
BACA JUGA:Xiaomi Ungkapkan Desain Ponsel Lipat Detachable yang Inovatif, Bikin Penasaran Pengguna
Namun, integrasi teknologi ini juga menimbulkan kekhawatiran baru. Semakin canggih teknologinya, semakin besar pula risiko privasi individu yang dilanggar.
Masa Depan Industri Data Brokerage
Ke depan, industri data brokerage menghadapi tantangan yang tidak sedikit.
Kurangnya insentif untuk melakukan perubahan kolaboratif dan keuntungan besar dari pengumpulan data, terutama tanpa regulasi ketat, membuat privasi konsumen semakin terancam.
BACA JUGA:Saatnya Apple Hentikan Peluncuran iPhone Setiap Tahun, Benarkah?
BACA JUGA:Top 5 HP Gaming Terbaik di Bawah Rp4 Juta Oktober 2024
Beberapa perusahaan seperti Equifax menawarkan layanan opt-out bagi konsumen yang ingin menarik diri dari pengumpulan data, namun menghentikan sepenuhnya pengumpulan data ini tetap menjadi tantangan besar.